Perayaan Prestasi dan Inspirasi Yudisium Fakultas Pertanian 2024

Menyambut Wisuda Periode ke 68 Universitas Tidar, Fakultas Pertanian Universitas Tidar menggelar acara yudisium yang sarat makna, sebuah momentum penuh haru dan kebanggaan. Bertempat di selasar Gedung Kuliah Terpadu Faperta Untidar, kegiatan ini menjadi saksi kelulusan 83 mahasiswa yang telah menyelesaikan perjalanan akademik mereka. Acara ini diselenggarakan pada hari Kamis 28 November 2024.

Acara dimulai dengan sambutan dari Dekan Fakultas Pertanian, Prof. Sutrisno Hadi P., S.Pt., M.Si., Ph.D.. Dalam pidatonya, beliau memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT atas kelancaran studi para mahasiswa. Beliau juga menegaskan bahwa keberhasilan ini adalah hasil kerja keras para lulusan serta dukungan dari keluarga, dosen, dan pihak kampus.

Program Studi Akuakultur menyumbang jumlah lulusan terbanyak dengan 48 mahasiswa, diikuti oleh Agroteknologi dengan 14 lulusan, dan Peternakan sebanyak 21 lulusan.

Prestasi akademik tertinggi dan durasi studi tercepat, dengan IPK 3.86, gelar mahasiswa terbaik jatuh kepada lulusan dari Program Studi Akuakultur. Selain itu, penghargaan juga diberikan untuk pencapaian durasi studi tersingkat, yaitu 3 tahun, 9 bulan, dan 24 hari, sebuah rekor yang membanggakan.

Acara berlanjut ke kuliah umum yang dibawakan oleh Haris Fuadi, S.Pt., seorang wirausahawan sukses dan manajer kemitraan broiler. Dalam materinya yang bertema “Keajaiban di Balik Kemauan yang Extra Kuat”, Haris berbagi perjalanan hidupnya, dari masa kuliah hingga sukses membangun karier dan bisnis.

Ia memulai dengan memperkenalkan dirinya, membawa para hadirin kembali ke masa-masa sulitnya ketika masih menjadi mahasiswa. Dari perjuangan tersebut, ia berhasil menemukan jalan menuju kesuksesan melalui empat pilar utama:

1. Belajar: Menyerap ilmu sebanyak mungkin dari berbagai sumber.

2. Mengajar: Membagikan pengetahuan dan pengalaman untuk memperluas wawasan.

3. Berkarya: Tidak hanya bekerja, tapi juga menciptakan sesuatu yang bermakna, termasuk berbisnis.

4. Membangun tim: Mengelola kolaborasi dengan berbagai pihak untuk meraih tujuan bersama.

Pesan yang disampaikan Haris terasa begitu membumi, mengingatkan bahwa keberhasilan adalah hasil kombinasi dari kemauan keras dan kemampuan untuk terus belajar dari pengalaman.

Acara ini ditutup dengan penuh kehormatan melalui penyerahan plakat dan souvenir kepada para calon wisudawan. Prof Tris sendiri yang menyerahkan penghargaan ini, sebagai simbol rasa bangga atas pencapaian luar biasa mereka.

Yudisium ini tidak hanya menjadi penanda akhir perjalanan pendidikan formal, tetapi juga awal dari petualangan baru dalam kehidupan profesional para lulusan. Sebuah pesan sederhana namun penuh makna terselip di acara ini “sukses hanya milik mereka yang berani melangkah dengan kemauan yang tak tergoyahkan”.

Penulis : Yusnia Diniari

Workshop Penyusunan POB MBKM: Menata Masa Depan Pendidikan Pertanian

Magelang, 28 November 2024, Fakultas Pertanian Untidar menggelar Workshop Penyusunan POB MBKM (Panduan Operasional Baku Merdeka Belajar Kampus Merdeka). Acara dihadiri oleh Dekan Fakultas Pertanian Untidar, Wakil Dekan 1 dan 2 Fakultas Pertanian, Ketua Jurusan dan Koordinator Program Studi di lingkungan Fakultas Pertanian Untidar, serta Gugus MBKM Fakultas Pertanian Untidar.

Workshop dimulai dengan sambutan dari Dekan Fakultas Pertanian, Prof. Sutrisno Hadi P., S.Pt., M.Si., Ph.D.. Beliau berbicara lugas tentang kondisi terkini Fakultas Pertanian, termasuk jumlah jurusan, program studi, dan posisi Fakultas dalam mendukung program MBKM. Pernyataannya menyoroti potensi besar mahasiswa pertanian untuk menjadi agen perubahan di masyarakat.

Sesi utama workshop menghadirkan narasumber dari Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Dr. Dyah Weny Respatie, S.P., M.Si., yang dikenal sebagai pakar MBKM. Dr. Dyah menjelaskan dengan detail struktur dan implementasi MBKM di Fakultas Pertanian UGM, yang mengacu pada sembilan bentuk kegiatan pembelajaran (BKP) MBKM.

Menariknya, dari sembilan BKP tersebut, enam bentuk utama seperti magang, membangun desa, kewirausahaan, penelitian, studi independen, dan pertukaran mahasiswa menjadi fokus di UGM. Namun, bukan sekadar daftar kegiatan, beliau menekankan bobot SKS, kesetaraan kegiatan, hingga penilaian yang berbasis learning outcomes sebagai inti dari MBKM.

Workshop ini juga menggali lebih dalam kebijakan MBKM Fakultas Pertanian Untidar. Mahasiswa dirancang untuk fokus pada penguasaan pengetahuan hingga semester lima. Baru pada semester enam, mereka diarahkan untuk mengembangkan keterampilan khusus dan umum melalui kegiatan MBKM.

Poin penting lainnya adalah soal mitra MBKM. Mitra harus ditentukan melalui Perjanjian Kerjasama (PKS) yang melibatkan fakultas, serta prodi harus menjamin capaian pembelajaran lulusan (CPL) tetap terpenuhi. Kurikulum pun dirancang bersama dengan mitra untuk menjamin sinergi antara dunia akademik dan industri.

Sesi penutup adalah diskusi yang penuh antusiasme. Peserta, termasuk Ketua Jurusan dan Koordinator Program Studi, tidak segan-segan bertanya dan berbagi pandangan. Beberapa pertanyaan mencakup:

Bagaimana memastikan mitra MBKM memiliki standar yang sesuai?

Apakah kebijakan internal fakultas sudah cukup fleksibel untuk mendukung mahasiswa yang ingin mengikuti MBKM?

Acara ini penting bagi Fakultas Pertanian Universitas Tidar dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Meski belum sempurna, langkah kecil seperti ini jelas menunjukkan keseriusan fakultas dalam mempersiapkan mahasiswa menghadapi tantangan global.

 “Belajar merdeka, untuk masa depan kita semua.”

EXPO Produk Mikrobiologi Pangan dan Teknologi Fermentasi 2024

Selasa, 26 November 2024 – Selasar Lt. 1 Gedung Terpadu Sidotopo Universitas Tidar berubah menjadi surga kuliner fermentasi. Mahasiswa Teknologi Pangan angkatan 2023 sukses memamerkan karya mereka melalui EXPO Produk Mikrobiologi Pangan dan Teknologi Fermentasi, hasil proyek dari mata kuliah berbasis proyek (PJBL).

Eksibisi ini menyuguhkan produk-produk berbasis bahan lokal seperti singkong, rebung, nanas, aneka sayur (wortel, sawi, kubis, timun, buncis), hingga susu sapi. Pameran memadukan kekayaan tradisional dan sentuhan global. Nuansa lokal: Gatot dan growol (Jawa Tengah), dadih (Sulawesi Barat), dangke (Sulawesi Selatan), asam sunti (Aceh), serta tempe, tape, oncom, dan aneka acar. Nuansa internasional: Kimchi (Korea), sauerkraut (Jerman), nabeez (minuman fermentasi kurma), tepache (fermentasi nanas, Meksiko), yoghurt, kombucha, stinky tofu, hingga amazuzuke (acar manis Jepang).

“Kami ingin mengembangkan potensi fermentasi lokal dengan inovasi yang lebih modern,” kata salah satu mahasiswa, menjelaskan konsep produknya.

Expo ini didampingi oleh para dosen berpengalaman mata kuliah Mikrobiologi Pangan oleh Rahayu Wulan, S.Si., M.Si., dan Muhammad Iqbal Fanani Gunawan, S.T.P., M.Si. Teknologi Fermentasi oleh Martha Arum Nugraheni, S.T.P., M.Gz., dan Dwitya Kurniati, S.T.P., M.Sc.

Selain memamerkan produk, mahasiswa juga menjual hasil fermentasi mereka dengan harga ramah di kantong. Tidak hanya itu, para pengunjung bisa mencicipi produk-produk ini secara gratis.

“Kegiatan ini membuktikan bahwa fermentasi adalah peluang besar untuk bisnis, sekaligus mempertahankan budaya lokal,” ungkap Martha, salah satu dosen pengampu.

Expo ini mendapat apresiasi tinggi dari pengunjung yang memuji inovasi mahasiswa. Seorang dosen menyatakan, “Produk mereka tidak hanya enak, tapi juga menunjukkan pemahaman mendalam tentang teknologi fermentasi.”

Acara ini menjadi ajang untuk menampilkan bakat, kreativitas, dan dedikasi mahasiswa Prodi Teknologi Pangan Universitas Tidar dalam mengolah kekayaan pangan lokal dan internasional.

Penulis : Yusnia Diniari

Menuju Akreditasi Internasional Rapat Kerja Fakultas Pertanian Untidar 2024

Gunung Kidul, 22-23 November 2024 – Fakultas Pertanian Universitas Tidar (Faperta Untidar) menggelar Rapat Kerja bertajuk “Peningkatan Pelayanan Prima Sebagai Upaya Meningkatkan Akreditasi Program Studi Fakultas Pertanian”. Bertempat di Hotel Santika, acara ini menjadi momen penting untuk menyusun strategi yang lebih tajam dan inovatif menuju akreditasi internasional di tahun 2025.

Kegiatan ini dihadiri oleh 91 peserta yang terdiri dari 60 dosen dan 27 tenaga kependidikan, termasuk Prof. Dr. Sugiyarto, M.Si., Rektor Universitas Tidar; Prof. Sutrisno Hadi Purnomo, S.Pt., M.Si., Ph.D., Dekan Faperta; Dr. Lilis Hartati, Wakil Dekan Bidang Akademik; dan Dr. Tri Suwarni Wahyudiningsih, Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan.

Dalam sambutannya, Prof. Sutrisno Hadi menekankan pentingnya menanamkan semangat baru di lingkungan Faperta. Menurutnya, Universitas Tidar memiliki potensi besar untuk berkembang secara signifikan, terutama karena posisinya yang strategis di Jawa Tengah. Ia juga optimis bahwa jajaran dosen yang berasal dari universitas ternama mampu membawa Faperta ke panggung internasional.

“Kita harus mempersiapkan mahasiswa yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga siap bersaing di dunia kerja. Program internasionalisasi adalah langkah yang akan mendorong kita untuk menjadi yang terdepan,” ujar Prof. Sutrisno dengan penuh keyakinan.

Dr. Lilis Hartati, Wakil Dekan Bidang Akademik, menyampaikan laporan terkait perkembangan akademik selama 2024. Salah satu poin yang disoroti adalah rata-rata masa studi mahasiswa yang masih perlu perhatian lebih.

“Kita tidak hanya mendorong mahasiswa lulus tepat waktu, tetapi juga memastikan kualitasnya tetap unggul. Bimbingan yang berfokus pada kualitas akan menjadi prioritas kami,” jelasnya.

Sementara itu, Dr. Tri Suwarni Wahyudiningsih, Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan, memaparkan tantangan yang dihadapi akibat perubahan status fakultas menjadi BLU (Badan Layanan Umum). Perubahan ini berdampak pada pagu anggaran dan realisasi keuangan yang baru mencapai 47,68%. Namun, ia optimis bahwa target 90% dapat dicapai setelah semua dokumen SPJ selesai.

“Keterlambatan ini adalah PR besar, tetapi kami yakin dengan efisiensi yang ditingkatkan, semua target dapat tercapai sebelum tutup tahun,” tambahnya.

Prof. Dr. Sugiyarto, M.Si., yang turut hadir memberikan sambutan strategis, menyoroti pentingnya efisiensi sistem untuk meningkatkan rasio average elapsed enrollment (AEE) menjadi kurang dari 10. Beliau juga menekankan pentingnya integrasi sistem administrasi dan pelayanan demi memastikan mahasiswa lulus tepat waktu tanpa mengorbankan mutu.

“Akreditasi internasional bukan sekadar simbol, melainkan langkah nyata menuju keunggulan global. Kita harus memperkuat mutu lulusan sekaligus menciptakan sistem yang terintegrasi dan efektif,” jelasnya.

Setiap ketua jurusan dan prodi juga memaparkan progress kerja sepanjang 2024 dan rencana strategis mereka untuk 2025. Hal ini mencakup pembenahan sistem pengajaran, penyempurnaan capaian IKU (Indikator Kinerja Utama), serta rencana penyelenggaraan kegiatan secara bertahap setiap triwulan untuk menghindari penumpukan di akhir tahun.

Rapat kerja ini diakhiri dengan sesi foto bersama sebagai simbol kebersamaan dan komitmen dalam mewujudkan akreditasi internasional. Prof. Sutrisno Hadi menyimpulkan acara dengan pesan reflektif: “Tantangan ada di depan, tetapi dengan kerja sama dan strategi yang matang, tidak ada yang tidak mungkin.”

Acara dua hari ini telah memberikan pijakan kuat bagi Faperta Untidar untuk terus melangkah maju dengan percaya diri. Kita tunggu kabar baik selanjutnya di 2025!

Penulis : Yusnia Diniari

Daftar Peserta dan Jadwal Pelaksanaan Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) Tambahan Seleksi Penerimaan CPNS Kemdikbudristek TA 2024 – UNIVERSITAS TIDAR

Informasi lebih lengkap bisa klik link berikut ini https://casn.kemdikbud.go.id/cpns/cpns2024.

Kunjungan Tendik Faperta UNTIDAR ke UNPAD dan UPI: Langkah Strategis untuk Pelayanan Prima

Bandung,13-15 November 2024 – Fakultas Pertanian Universitas Tidar (Faperta Untidar) baru saja mengadakan kunjungan  ke Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Tujuannya untuk memperdalam wawasan mengenai sistem pelayanan akademik dan non-akademik yang prima. Kunjungan ini menjadi ajang pertukaran ide yang tentu tak akan dilewatkan begitu saja oleh Untidar, terutama karena Faperta Untidar sedang mematangkan program-program baru seiring dilantiknya Dekan baru, Prof. Sutrisno Hadi Purnomo, S.Pt., M.Si., Ph.D.

Di Unpad, rombongan Faperta Untidar disambut langsung oleh Dr. Ir. Meddy Rachmadi, M.P., selaku Dekan Fakultas Pertanian Unpad. Tidak hanya memperkenalkan jajaran dekanat dan tenaga kependidikan, ia juga memberikan gambaran lengkap mengenai tata kelola dan bidang kerja yang beroperasi di fakultas tersebut. Sambutan ini jelas membawa nuansa positif, seolah memberi tahu Untidar bahwa mereka sedang berada di tempat yang tepat untuk ‘mencuri ilmu’ pengelolaan fakultas yang optimal.

Lalu, giliran Prof. Sutrisno menyampaikan maksud kunjungan dari Untidar. Dengan latar belakang beliau sebagai dekan yang baru dilantik, Untidar memang sedang dalam fase dinamis, banyak rencana yang sedang dikembangkan. Prof. Sutrisno juga memaparkan tantangan unik yang dihadapi Faperta Untidar, terutama dalam mengakomodasi mahasiswa di tengah kompetisi perguruan tinggi yang ketat di Jawa Tengah.

Dr. Tri Suwarni Wahyudiningsih, Wakil Dekan Bidang 2 Faperta Untidar, turut memperkenalkan tenaga kependidikan dari Untidar. Ia menyampaikan betapa pentingnya memperdalam wawasan dalam pengelolaan tenaga kependidikan dan sistem operasional yang kredibel dan transparan, terlebih karena keterbatasan jumlah tenaga kependidikan di Untidar.

Tak berhenti pada sambutan, sesi diskusi antara Faperta Untidar dan Unpad membahas berbagai aspek  dari pengelolaan tenaga kependidikan, laboran, hingga lahan pertanian dan laboratorium yang digunakan. Bahkan, pengelolaan organisasi mahasiswa juga tak luput dari perhatian, karena memang seringkali hal ini menjadi jembatan antara mahasiswa dan fakultas.

Unpad membagikan pengalaman mereka dalam mengembangkan tata kelola yang solid dan transparan, serta beberapa tips penting untuk memaksimalkan fungsi tenaga kependidikan dengan keterbatasan sumber daya. Diskusi ini diakhiri dengan penyerahan plakat sebagai simbol penghargaan dan diakhiri dengan sesi foto bersama.

Kunjungan berlanjut ke UPI, di mana mereka disambut oleh Dekan Fakultas MIPA, Prof. Dr. H. Tatang Herman, M.Ed. Di sini, fokus pembicaraan lebih mengarah pada pelayanan akademik dan non-akademik yang sudah terintegrasi dengan teknologi. Prof. Tatang menjelaskan detail mengenai struktur organisasi, jumlah dosen dan tenaga kependidikan, serta layanan akademik yang sudah berjalan.

Bagian menarik dari kunjungan ini adalah pembahasan mengenai sistem SIAS – sistem terpadu yang dimiliki UPI untuk mendukung pelayanan kepada mahasiswa dan dosen. SIAS membantu meringankan beban tenaga kependidikan, karena sistem ini mengintegrasikan berbagai kebutuhan pelayanan akademik dan administratif ke dalam satu platform. Sangat efisien, bukan?

Dalam sesi diskusi, Prof. Tatang juga mengungkap bahwa honorarium dosen dan tenaga kependidikan di UPI dikelola melalui sistem berbasis kinerja – bukan tunjangan umum (tukin), melainkan insentif yang diberikan langsung oleh universitas.

Di tengah sesi sharing ini, Untidar dan UPI membahas pendekatan terbaik untuk memberikan layanan yang prima. Mereka bertukar pandangan mengenai tantangan di lapangan, serta bagaimana teknologi dan sistem yang terpadu bisa jadi solusi praktis. Ada rasa antusiasme yang begitu terasa ketika kedua fakultas ini mulai membahas bagaimana masing-masing menerapkan konsep pelayanan prima yang sesungguhnya.

Sebagai penutup, sesi foto bersama menandai akhir dari kunjungan yang sarat ilmu dan inspirasi ini. Kunjungan ke Unpad dan UPI bukan hanya menjadi catatan perjalanan bagi Faperta Untidar, tetapi sebuah langkah konkret untuk terus berkembang dan memberikan pelayanan terbaik bagi mahasiswanya.

Penulis : Yusnia Diniari

Kuliah Praktisi Perdana: Etika Profesi dan Kesehatan Kerja Prodi D3 Farmasi

Hari yang penuh ilmu, tetapi juga penuh makna. Tanggal 11 dan 13 November 2024 menjadi momen spesial bagi Prodi D3 Farmasi Universitas Tidar (Untidar). Sebagai prodi yang baru saja dibuka pada tahun ajaran 2024/2025, mereka langsung tancap gas dengan mengadakan Kuliah Praktisi pada dua mata kuliah: Etika Profesi dan Perundang-undangan Kesehatan serta Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

Pada sesi pertama, panggung diisi oleh Haris Kintoko, Ketua Pengurus Daerah Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI). “Perkenalkan, saya dulu juga pernah duduk di posisi Anda semua, bingung apa yang akan terjadi setelah lulus,” begitu pembukaan Haris yang mengundang tawa kecil peserta. Beliau melanjutkan dengan berbagai cerita soal awal kariernya, dari perjuangan meniti profesi hingga pengalaman dalam organisasi farmasi.

Haris memaparkan peran etika dalam dunia farmasi, termasuk perubahan regulasi yang terus berkembang. Tidak lupa, ia mengenalkan PAFI organisasi yang menaungi para ahli farmasi di Indonesia. Haris menekankan bahwa memahami hukum di bidang kesehatan itu bukan cuma bonus skill, tapi kewajiban.

Dengan pesan cukup mengena“Supaya sukses, pengetahuan akademis itu penting, tapi tidak cukup. Kita butuh soft skill, komunikasi yang baik, manajerial yang rapi, dan tentunya etika.”

Dua hari kemudian, sesi berikutnya diisi oleh M. Zaenal, Kepala Instalasi Kesehatan Lingkungan dan K3 dari RSJ Soerojo. Ia membawa tema berat namun dikemas dengan sangat menarik yaitu kesehatan dan keselamatan kerja, khususnya di rumah sakit.

Zaenal memulai dengan menjelaskan makna lambang K3 yang sering kita lihat tetapi jarang dipahami. Lalu ia menggambarkan rumah sakit bukan hanya tempat penyembuhan, tapi juga zona risiko tinggi yaitu ada orang sehat, ada orang sakit, dan di antaranya potensi bahaya seperti infeksi atau kecelakaan kerja.

Ia mengingatkan tentang kasus-kasus serius yang kadang dianggap remeh, seperti risiko infeksi jarum suntik, termasuk HIV/AIDS. Bahaya kebakaran di rumah sakit. Bahkan ancaman penculikan pasien hal yang mungkin terdengar seperti adegan film, tetapi nyata.

Zaenal menekankan bahwa pelaksanaan K3 bukan sekadar kewajiban. Ini adalah upaya nyata untuk memastikan tempat kerja yang aman dan sehat, bebas dari penyakit, dan tentunya ramah lingkungan. Semua ini, ujarnya, ujung-ujungnya akan meningkatkan efisiensi kerja. Produktivitas naik, hidup tenang, nggak perlu deg-degan kena risiko yang seharusnya bisa dicegah.

Kuliah praktisi ini bukan hanya soal transfer ilmu, tapi juga reality check. Mahasiswa farmasi diajak berpikir lebih luas, memahami bahwa dunia kerja tidak hanya tentang teori di kampus. Harapan dari kedua narasumber jelas: ciptakan profesional farmasi yang tidak hanya pintar, tetapi juga punya integritas dan peduli keselamatan.

Sebuah awal yang luar biasa untuk Prodi D3 Farmasi Untidar. Kalau ini baru permulaan, kita semua pasti menantikan langkah-langkah besar mereka berikutnya!

Penulis : Yusnia Diniari

Menjadi Petani Muda: Pengenalan Agribisnis dan Urban Farming untuk Ketahanan Pangan Masyarakat

Program Studi Agribisnis Universitas Tidar Gelar Pengabdian kepada Masyarakat di SMA Negeri 5 Magelang

Sebagai langkah nyata dalam mendukung ketahanan pangan masyarakat, Program Studi Agribisnis Universitas Tidar kembali menggelar kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang bertajuk Menjadi Petani Muda: Pengenalan Agribisnis dan Urban Farming untuk Mendukung Ketahanan Pangan Masyarakat.” Kegiatan yang diadakan pada 13 November 2024 ini melibatkan siswa-siswi SMA Negeri 5 Magelang dengan tujuan untuk mengenalkan mereka pada dunia agribisnis dan urban farming yang semakin relevan di era modern, khususnya dalam konteks ketahanan pangan di perkotaan.

Kenapa Harus Urban Farming?

Seiring dengan pesatnya perkembangan urbanisasi, banyak daerah perkotaan menghadapi tantangan terkait ketahanan pangan. Lahan yang semakin terbatas di kota-kota besar seringkali menjadi hambatan bagi masyarakat untuk bercocok tanam dan memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri. Namun, dengan adanya urban farming atau pertanian perkotaan, hal ini tidak lagi menjadi masalah. Urban farming memungkinkan masyarakat untuk bertani meski di lahan yang terbatas, seperti pekarangan rumah, dinding, atau atap rumah. Di sinilah Program Studi Agribisnis Universitas Tidar hadir untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada generasi muda, khususnya siswa-siswi SMA Negeri 5 Magelang, untuk dapat menerapkan urban farming di lingkungan mereka sendiri.

Kegiatan ini memiliki tiga tujuan utama yang ingin dicapai:

  1. Mengenalkan Agribisnis dan Urban Farming kepada siswa-siswi SMA Negeri 5 Kota Magelang. Mereka diperkenalkan dengan konsep-konsep dasar pertanian modern yang dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari.
  2. Menumbuhkan Minat pada Agribisnis dan urban farming sebagai solusi ketahanan pangan di masa depan, mengingat potensi besar yang dimilikinya dalam mendukung kebutuhan pangan masyarakat di perkotaan.
  3. Mendorong Siswa-siswi untuk Berpraktik Langsung menerapkan teknik-teknik urban farming di rumah masing-masing, mulai dari merawat tanaman hingga memanfaatkan ruang terbatas untuk bertani.

Kegiatan dilaksanakan dengan paparan materi yang disampaikan oleh para dosen Fadli Akbar Lubis, Fatkhiyah Rohmah, dan Lina Samhina yang merupakan pengajar di Program Studi Agribisnis Universitas Tidar, memperkenalkan konsep urban farming yang mencakup berbagai teknik bercocok tanam dengan memanfaatkan lahan terbatas. Selain itu, mereka juga menjelaskan tentang pentingnya agribisnis dalam mendukung ketahanan pangan secara berkelanjutan.

Untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam, para siswa-siswi juga diajak untuk berdiskusi dan melakukan sesi tanya jawab. Mereka antusias dalam menanyakan berbagai hal terkait cara merawat tanaman, mengatasi hama dan penyakit pada tanaman serta teknik budidaya pada tanaman.

Bantuan untuk Mendukung Praktik di Rumah

Sebagai bentuk dukungan terhadap kegiatan ini, Program Studi Agribisnis Universitas Tidar memberikan bantuan berupa berbagai jenis tanaman tabulampot, seperti mangga, alpukat, jambu, dan kelengkeng. Selain itu, diserahkan pula pupuk organik dan media tanam yang akan mendukung keberhasilan mereka dalam bertani di sekolah. Harapannya siswa-siswi akan termotivasi untuk terus berpraktik dan mengembangkan urban farming di tempat tinggal mereka masing-masing.

Mendukung Program Sekolah Adiwiyata

Kegiatan ini juga sejalan dengan program Sekolah Adiwiyata, yang bertujuan untuk menjadikan sekolah sebagai lembaga pendidikan yang peduli terhadap lingkungan. Melalui pengenalan agribisnis dan urban farming, siswa-siswi SMA Negeri 5 Kota Magelang diharapkan dapat lebih peka terhadap pentingnya keberlanjutan dan pengelolaan sumber daya alam, khususnya dalam konteks ketahanan pangan.

Harapan untuk Masa Depan

Diharapkan, kegiatan ini dapat menumbuhkan kesadaran para generasi muda untuk lebih mengenal dan terlibat dalam pertanian modern. Urban farming bukan hanya solusi untuk lahan terbatas, tetapi juga kesempatan untuk menciptakan kemandirian pangan di lingkungan perkotaan. Selain itu, kegiatan ini juga membuka peluang bagi siswa-siswi untuk mengeksplorasi dunia agribisnis sebagai bidang yang menjanjikan di masa depan.

Program Studi Agribisnis Universitas Tidar berkomitmen untuk terus melaksanakan kegiatan-kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dapat memberi manfaat langsung bagi masyarakat sekitar, khususnya dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan ketahanan pangan.

Mari bersama-sama menjadi petani muda yang inovatif, menjaga ketahanan pangan, dan menciptakan masa depan yang lebih baik melalui agribisnis dan urban farming!

Ditulis oleh Fatkhiyah Rohmah

PEMANFAATAN MIKROALGA DALAM BUDIKDAMBER TINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DESA BLIGO MAGELANG

Magelang – Tim dosen dan mahasiswa dari Fakultas Pertanian Universitas Tidar mengadakan pengabdian di Desa Bligo, Magelang. Berkolaborasi dengan karang taruna di desa setempat untuk melaksanakan program kerja berupa pemanfaatan mikroalga yang dicampurkan ke dalam pakan dan diterapkan melalui budidaya ikan dan sayuran dengan menggunakan wadah ember. Kegiatan pengabdian ini merupakan bagian dari program pengabdian kepada masyarakat dalam memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa Bligo yang didanai oleh DRTPM Kemendikbudristek tahun anggaran 2024.

Ketua tim pengabdian kepada masyarakat, Shobrina Silmi Qori Tartila menjelaskan bahwa pelatihan dan pendampingan ini mengarah pada sektor perikanan, yaitu kegiatan pembesaran ikan lele dalam lokasi lahan sempit melalui metode budidaya ikan dan sayur dalam ember (BUDIKDAMBER). Perlunya efisiensi pemanfaatan pakan untuk efektivitas pertumbuhan bobot ikan lele, selain peningkatan ketahanan ikan lele terhadap padat tebar tinggi dan lahan pemeliharaan yang sempit melalui suplementasi tepung mikroalga Arthospira platensis dan EM4 sebagai bahan aditif pada pakan ikan lele. Kelompok masyarakat potensial di Desa Bligo adalah Karang Taruna Dusun Bakalan Desa Bligo.

“Kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Karang Taruna Dusun Bakalan Desa Bligo ini terdapat beberapa tujuan diantaranya dapat memberdayakan pemuda yang masih menganggur untuk bisa menjadi wirausaha di bidang pembesaran ikan lele, selain itu bisa meningkatkan efektivitas pemanfaatan lahan yang ada di desa ini melalui metode Budikdamber. Kami memperkenalkan juga pemanfaatan mikroalga dalam pakan untuk menunjang pertumbuhan ikan yang dibudidayakan di dalam Budikdamber” tuturnya.

Tim pelaksana kegiatan pengabdian yang beranggotakan Tholibah Mujtahidah, Soraya Kusuma Putri, Sultan Jibran Risqulloh, Muhammad Abizar Sakti Oktavian, Nisa Hakimah Prisdianhaq, Berliani Hemas Nur Khodijah ini semuanya saling bekerjasama dan saling mendukung dalam membantu dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian sehingga tercapainya tujuan sebagai harapan bersama setelah adanya penerapan budikdamber di desa ini.

Disebutkan pula, pada program ini terdiri dari 3 unsur penting diantaranya sosialisasi dan pelatihan, pendampingan dan evaluasi serta keberlanjutan program. Ketiga unsur tersebut dituangkan dalam penerapan Budikdamber serta pemanfaatan mikroalga berupa suplementasi A. platensis yang dicampurkan dalam pakan ikan.

Penulis:
Tim Pengabdian Bligo – DRTPM Tahap 2: Tholibah Mujtahidah, Shobrina Silmi Qori Tartila, & Soraya Kusuma Putri

Pelaksanaan Wisuda Program Magister, Sarjana dan Ahli Madya Universitas Tidar Ke–68 Tahun 2024