Mahasiswa Gizi Universitas Tidar Raih Juara 3 di Kompetisi Esai Internasional tentang Diabetes

Mahasiswa dari Program Studi Gizi, Fakultas Pertanian Universitas Tidar, kembali menunjukkan prestasi membanggakan di kancah internasional. Tiga mahasiswa, yaitu Airlangga Rahmad Dwi Syahputra, Cahya Nur Ikhsan, dan Aisyah Zahra Naja, berhasil meraih juara 3 dalam lomba Medical Innovation Diabetes Treatment in the Digital Era Essay International Competition, sebuah kompetisi esai internasional yang digelar dalam rangka Hari Diabetes Sedunia.

Kompetisi bergengsi ini diselenggarakan oleh Universitas Medika Suherman, Indonesia, bekerja sama dengan Universidade Dili, Timor Leste, pada 20 Desember 2024. Dengan tema yang menantang yaitu inovasi dalam pengobatan diabetes di era digital, lomba ini menarik perhatian peserta dari berbagai negara untuk memberikan ide-ide kreatif dan solutif.

Judul esai mereka, NutriMove: Synchronizing Movement Patterns with Nutritional Timing for Enhanced Metabolic Control, memperkenalkan sebuah sistem inovatif yang dirancang untuk membantu pengelolaan diabetes. NutriMove menjadi jawaban atas tantangan global dalam menangani diabetes melitus yang kini memengaruhi sekitar 537 juta orang dewasa di seluruh dunia.

Sistem ini didasarkan pada konsep Movement-Nutrient Synchronization (MNS), yang menyelaraskan pola gerakan fisik dengan waktu konsumsi nutrisi untuk mengoptimalkan kontrol metabolik. NutriMove memanfaatkan penelitian terbaru yang menunjukkan bahwa respon tubuh terhadap nutrisi sangat dipengaruhi oleh aktivitas fisik dan ritme sirkadian seseorang.

“NutriMove tidak hanya berbasis teori, tetapi juga memanfaatkan teknologi digital canggih, termasuk algoritma pembelajaran mesin, untuk menciptakan pendekatan yang dipersonalisasi bagi penggunanya,” jelas Naja.

Sistem ini membagi aktivitas harian menjadi tiga pola gerakan:

Micro-movements (2-5 menit), seperti peregangan ringan.

Mini-activities (5-15 menit), seperti jalan kaki santai.

Main exercises (lebih dari 15 menit), seperti olahraga intensitas sedang hingga tinggi.

Data dari pemantauan glukosa berkelanjutan (Continuous Glucose Monitoring atau CGM) dan sensor gerakan membantu NutriMove membuat profil gerakan-nutrisi yang spesifik untuk setiap individu.

Esai yang mereka susun berhasil memikat hati para juri dengan kombinasi inovasi ilmiah, teknologi terkini, dan solusi praktis yang relevan. Kompetisi ini diikuti oleh peserta dari berbagai negara, menjadikannya ajang bergengsi dengan standar penilaian tinggi.

Prestasi ini mendapat apresiasi tinggi dari Fakultas Pertanian Universitas Tidar. Koordinator Program Studi Gizi, Farida, S.Gz. M.P.H., menyatakan kebanggaannya terhadap capaian ini.

“Keberhasilan ini membuktikan bahwa mahasiswa Universitas Tidar mampu bersaing di tingkat internasional. Semoga inovasi ini dapat dikembangkan lebih jauh dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat,” ujarnya.

Dengan kemenangan ini, Airlangga, Cahya, dan Naja telah mengharumkan nama Universitas Tidar di kancah global. Semoga prestasi mereka menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk terus berkarya dan berkontribusi dalam memecahkan tantangan dunia.

UNTIDAR Jadi Tuan Rumah Rapat Koordinasi FIND4S: Mengupayakan Sistem Pangan Berkelanjutan Berbasis Data

Program Studi S1 Teknologi Pangan Universitas Tidar (UNTIDAR) mendapat kehormatan menjadi tuan rumah untuk rangkaian kegiatan FIND4S dalam agenda rapat koordinasi konsorsium di Ruang Rapat Rektorat UNTIDAR, Selasa (17/12).

Acara ini dihadiri oleh koordinator dari Tujuh universitas, yaitu Universitas Tidar, Universitas Diponegoro, Universitas Nasional Karangturi Semarang, Universitas Semarang, Universitas Muhammadiyah Semarang, Universitas Persatuan Guru Republik Indonesia Semarang dan Universitas 17 Agustus 1945 Semarang.

Rapat koordinasi kali ini membahas berbagai isu strategis yang menjadi bagian penting dari pengembangan sistem pangan berkelanjutan berbasis data. Draft FIND4S Consortium Agreement, pembaruan kurikulum, rencana kunjungan ke Eropa untuk gap analysis, hingga pengembangan website menjadi topik utama diskusi.

Dekan Fakultas Pertanian Universitas Tidar, Prof. Ir. Sutrisno Hadi Purnomo, S.Pt., M.Si., Ph.D., dalam sambutannya menyampaikan harapan besar terhadap kolaborasi ini. Ia menekankan bahwa FIND4S bukan sekadar program, melainkan langkah strategis untuk memperkuat kapasitas perguruan tinggi dalam membangun sistem pangan berkelanjutan.

“Semoga program FIND4S dapat berjalan dengan lancar dan dapat bermanfaat untuk institusi, dosen, dan mahasiswa. Program ini merupakan kegiatan untuk meningkatkan kapasitas perguruan tinggi dalam membuat sistem pangan yang berkelanjutan berbasis data,” ucapnya.

Pertemuan ini juga menghasilkan beberapa rencana strategis untuk tahun 2025 antara lain, kunjungan ke K.U. Leuven, Belgia. Direncanakan pada Mei 2025, kegiatan ini bertujuan untuk melakukan gap analysis, yaitu proses identifikasi kesenjangan antara kondisi saat ini dan kondisi ideal terkait sistem pangan berkelanjutan.

Selain itu juga akan digelar Seminar Internasional dengan tema food sustainable akan diselenggarakan pada Oktober-November 2025. Seminar ini diharapkan menjadi ajang berbagi ilmu dan pengalaman dalam pengelolaan pangan berkelanjutan.

Rapat koordinasi berikutnya dijadwalkan pada Januari 2025 untuk mematangkan persiapan kunjungan ke Eropa dan seminar internasional.

Inisiatif FIND4S merupakan langkah konkret dalam menjawab tantangan global di bidang pangan. Dengan pendekatan berbasis data dan kolaborasi lintas perguruan tinggi, program ini memiliki potensi besar untuk menciptakan inovasi yang berkelanjutan.

Universitas Tidar, melalui perannya sebagai tuan rumah, menunjukkan komitmennya dalam mendorong kerja sama dan pengembangan ilmu pengetahuan yang berdampak luas bagi masyarakat. Semangat kolaborasi ini menjadi landasan penting menuju masa depan yang lebih baik, bukan hanya untuk institusi akademik, tetapi juga untuk dunia.

6 Dosen Akuakultur mengikuti Sertifikasi Kompetensi Ahli Budidaya Perikanan di BBPBAP Jepara

Sebanyak 6 Dosen Program Studi S1 Akuakultur Fakultas Pertanian Universitas Tidar (UNTIDAR) mengikuti Sertifikasi Kompetensi Ahli Budidaya Perikanan di Balai Besar  Perikanan Budidaya  Air Payau (BBPBAP)  Jepara pada tanggal 12-14 Desember 2024.

Peserta Sertifikasi Kompetensi dari dosen prodi S1 Akuakultur 6 (enam) orang, yaitu:

1.  Muh. Azril, S.S.T.Pi., M.Sc.

2.  Shobrina Silmi Qori Tartila,  M.Si.

3.   Firdausa Putra Agry, S.Pi., M.Pi.

4.   Widyanti Octoriani, S.Pi., M.Si.

5.  Tholibah  Mujtahidah, S.Pi., M.P.

6.  Avisha Fauziah Erzad, S.Pi., M.Pi.

BBPBAP Jepara telah ditetapkan sebagai Tempat Uji Kompetensi (TUK) bagi masyarakat atau civitas akademika yang berminat menjadi ahli, teknis, dan operator di perikanan budidaya. Lembaga ini memiliki lisensi dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Kelautan dan Perikanan yang merupakan lembaga pelaksana sertifikasi kompetensi, berdasarkan lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

Ruang lingkup sertifikasi kompetensi meliputi Budidaya Perikanan dan Penyuluhan Perikanan. Profil BPBAP Jepara tersebut dianggap layak menjadi tempat bagi dosen Program Studi Akuakultur melaksanakan sertifikasi kompetensi Ahli Budidaya Perikanan.

Sertifikasi kompetensi ini diharapkan dapat mempertajam kemampuan dosen Program Studi Akuakultur dalam bidang perikanan budidaya dan sebagai implementasi pemenuhan Indeks  Kinerja Utama Ketiga (IKU 3) Universitas Tidar, yaitu dosen berkegiatan diluar kampus dan memiliki kompetensi sesuai bidang keilmuan.

Metode  yang  digunakan  dalam  pelaksanaan  kegiatan  sertifikasi   dan kompetensi  ini adalah ujian kompetensi yang dilakukan oleh asesor dari TUK- BBPBAP Jepara terhadap kompetensi/kemampuan  dari dosen  Program Studi Akuakulrur yang mengikuti sertifikasi kornpetensi.

Selamat kepada Dosen yang mengikuti dan lulus sertifikasi  Ahli Budidaya  Perikanan Di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP), semoga bisa meningkatkan profesionalisme dan kemampuan Dosen Program Studi S1 Akuakultur dalam bidang perikanan budidaya pada pembelajaran kuliah di Universitas Tidar.

Coaching Program P2MW dan PPK Ormawa: Menyemangati Ide dan Pengembangan Bisnis Mahasiswa

Pada Jumat, 13 Desember 2024, Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Tidar menyelenggarakan Coaching Program P2MW dan PPK Ormawa yang sangat dinantikan oleh mahasiswa. Di bawah bimbingan pemateri yang kompeten, acara ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam kepada para peserta mengenai bagaimana menjalankan usaha dan proyek berbasis masyarakat dengan sukses.

Ageli Ana dan Fadhila Unsa R. yang mewakili program P2MW, memulai dengan menjelaskan dua tahap usaha yang ada dalam program ini. Tahap pertama adalah tahap awal, yang lebih berfokus pada merancang usaha yang solid, sementara tahap kedua adalah tahap bertumbuh, di mana usaha yang sudah ada akan dikembangkan lebih lanjut.

Setiap kelompok, yang berpartisipasi dalam program ini, hanya diperbolehkan memilih satu tahap dan satu kategori usaha saja. Kategori usaha yang ditawarkan pun beragam, antara lain Makanan dan Minuman, Budidaya, Industri Kreatif, Seni, dan Budaya, Jasa, Perdagangan, dan Pariwisata, Manufaktur dan Teknologi Terapan serta Bisnis Digital.

Menariknya, meskipun banyak kategori, pemilihan yang tepat adalah kunci untuk menciptakan usaha yang dapat berkembang dengan baik. Dalam P2MW, penilaian dibedakan menjadi dua jenis: non-digital dan digital.

Tidak hanya kriteria yang menarik, tetapi pendanaan pun terbagi dua tahap: Tahap Awal dengan maksimal 15 juta rupiah, dan Tahap Bertumbuh dengan maksimal 20 juta rupiah. Hal yang harus diperhatikan, usaha yang diikutkan dalam P2MW harus merupakan usaha pribadi dan bukan sekadar menjadi reseller atau pembelian bagi hasil.

Pada sesi selanjutnya, Filmada Ocky Saputra, M. Eng, berbagi pengetahuan mengenai Coaching PPK Ormawa. Program ini memberikan pelatihan kepada pengurus Ormawa untuk mempersiapkan mereka dalam merancang dan melaksanakan kegiatan yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat, terutama di desa-desa yang membutuhkan perhatian.

PPK Ormawa mencakup 14 topik, namun hal yang perlu dicatat adalah pentingnya pemilihan desa yang dapat dijangkau dengan mudah. Untuk desa yang lebih jauh, dengan jarak lebih dari 100 km dari kampus, pengurus Ormawa diharuskan tinggal di desa tersebut untuk memastikan keberlangsungan program.

Tahap Perencanaan: Pemilihan desa yang tepat dan pengumpulan informasi hasil survey serta FGD dengan tokoh masyarakat. Tim pelaksana juga harus menyusun proposal sesuai sistematika panduan.

Tahap Pelaksanaan: Berkoordinasi dengan Ormawa, membangun relasi antar kelompok desa, serta menjalin kemitraan eksternal yang berguna untuk kelangsungan program.

Tahap Evaluasi: Mengukur pencapaian dan indikator keberhasilan, serta memberikan laporan secara periodik kepada tokoh masyarakat dan Ormawa.

Tahap Pasca Program: Fokus pada keberlanjutan program, dengan merancang kelembagaan dan SDM untuk memastikan kelangsungan usaha yang sudah dibangun.

Salah satu kegiatan penting dalam program ini adalah bedah proposal, di mana para peserta diajak untuk menganalisis dan memperbaiki proposal mereka agar lebih matang dan siap untuk diimplementasikan. Dengan adanya coaching seperti ini, para mahasiswa diharapkan bisa mengembangkan ide dan bisnis mereka menjadi lebih terstruktur dan memiliki peluang untuk berkembang lebih besar.

Dengan adanya Coaching Program P2MW dan PPK Ormawa, para peserta tidak hanya diajarkan cara memulai dan mengembangkan bisnis, tetapi juga pentingnya pemikiran yang berkelanjutan dalam setiap proyek yang mereka jalankan. Tentu saja, pemilihan usaha yang tepat, pengelolaan yang baik, serta kemitraan yang kokoh akan menjadi kunci untuk kesuksesan. Diharapkan, program seperti ini dapat melahirkan pengusaha muda yang tidak hanya kompeten, tetapi juga punya semangat untuk mengabdi pada masyarakat sekitar.

Ujian Akhir Semester Gasal Fakultas Pertanian: Optimisme di Tengah Libur Natal

Desember adalah bulan yang penuh cerita. Bagi mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Tidar, cerita itu berkisar pada perjuangan melewati Ujian Akhir Semester (UAS) gasal. Dari tanggal 16 hingga 30 Desember 2024, ruang-ruang ujian dipenuhi oleh semangat belajar yang menggebu, meski sesekali dihiasi wajah-wajah penuh ketegangan.

Di hari pertama, suasana tampak berjalan lancar. Mahasiswa terlihat cukup percaya diri, bahkan optimis dengan hasil ujian mereka. Mungkin, persiapan matang di malam-malam sebelumnya, lengkap dengan kopi, buku tebal, dan diskusi grup membantu mereka menghadapi tantangan akademik ini.

Namun, pelaksanaan UAS kali ini sedikit unik. Libur Natal pada 25-26 Desember menghadirkan jeda yang, jujur saja, bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, mahasiswa punya waktu sejenak untuk beristirahat dan merayakan Natal bersama keluarga atau teman. Namun di sisi lain, jeda ini bisa saja mengendurkan fokus mereka terhadap sisa ujian yang masih menanti.

Nah, di sini tantangannya. Semangat yang telah terkumpul di awal harus tetap dijaga hingga hari terakhir UAS. Bisa jadi, libur Natal justru menjadi waktu refleksi, kesempatan untuk mengevaluasi hasil ujian sebelumnya sambil menyusun strategi belajar yang lebih baik untuk ujian berikutnya.

Jadi, buat para mahasiswa Fakultas Pertanian, selamat berjuang! Ingat, ujian hanya sementara, tapi semangat belajar akan membawa Anda ke mana saja. Dan untuk libur Natal? Nikmati secukupnya jangan sampai malah lupa dengan ujian berikutnya!

Semoga hasil UAS kali ini jadi yang terbaik untuk semuanya. Semangat!

Penulis : Yusnia Diniari

MANAJEMEN PEMASARAN PRODUK PERTANIAN DAN PENGIMPLEMENTASIANNYA DI ERA DIGITAL

DI ERA DIGITAL

Pemasaran dan Manajemen Pemasaran Produk Pertanian

Dalam era modern ini, sektor pertanian menghadapi tantangan besar di tengah perkembangan teknologi dan perubahan pola konsumsi masyarakat. Salah satu aspek yang menjadi fokus utama adalah pemasaran dan manajemen pemasaran produk pertanian. Keduanya berperan penting untuk memastikan produk pertanian dapat bersaing di pasar, mengoptimalkan keuntungan petani, dan menjaga keberlanjutan usaha.

Pentingnya Pemasaran Produk Pertanian

Pemasaran produk pertanian merupakan serangkaian aktivitas yang bertujuan untuk membawa hasil panen dari petani ke konsumen dengan cara yang efisien dan menguntungkan. Proses ini mencakup banyak aspek, mulai dari pengemasan, distribusi, promosi, hingga penjualan. Dalam konteks pertanian, pemasaran memiliki peran strategis karena hasil pertanian biasanya bersifat musiman, mudah rusak, dan harga pasar cenderung fluktuatif.

Salah satu tujuan utama pemasaran produk pertanian adalah menciptakan rantai pasok yang efisien dan transparan. Dengan demikian, petani tidak hanya bergantung pada perantara yang sering kali mengambil margin keuntungan yang besar. Selain itu, pemasaran yang baik juga membantu meningkatkan nilai tambah produk pertanian, seperti melalui pengolahan hasil panen menjadi produk olahan yang lebih bernilai.

Strategi Manajemen Pemasaran Produk Pertanian

Manajemen pemasaran adalah pendekatan yang sistematis dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi strategi pemasaran. Dalam konteks produk pertanian, terdapat beberapa strategi yang dapat diterapkan:

  1. Diversifikasi Produk. Petani dapat mengolah hasil panen menjadi produk yang memiliki nilai jual lebih tinggi, seperti membuat keripik dari pisang atau selai dari buah-buahan. Hal ini tidak hanya memperpanjang masa simpan produk tetapi juga membuka pasar baru.
  2. Pemasaran Digital. Teknologi digital membuka peluang besar bagi petani untuk memasarkan produknya langsung kepada konsumen. Platform e-commerce dan media sosial dapat digunakan untuk mempromosikan produk, meningkatkan jangkauan pasar, dan berinteraksi dengan pelanggan secara langsung.
  3. Penerapan Konsep Pertanian Berkelanjutan. Konsumen saat ini semakin peduli terhadap isu lingkungan. Produk yang dihasilkan secara organik atau menggunakan praktik pertanian berkelanjutan memiliki daya tarik tersendiri di pasar. Label seperti “organik” atau “fair trade” dapat meningkatkan nilai produk.
  4. Kemitraan dan Kolaborasi. Membentuk kemitraan dengan koperasi, institusi pemerintah, atau perusahaan swasta dapat membantu petani mendapatkan akses pasar yang lebih luas, teknologi, dan pelatihan.
  5. Pengelolaan Logistik. Salah satu kendala utama dalam pemasaran produk pertanian adalah logistik. Manajemen yang baik dalam penyimpanan, transportasi, dan distribusi dapat meminimalkan kerusakan produk dan menekan biaya.

Tantangan dalam Pemasaran Produk Pertanian

Walaupun berbagai strategi telah tersedia, pemasaran produk pertanian tetap menghadapi tantangan. Beberapa di antaranya adalah:

  • Fluktuasi Harga: Harga hasil pertanian sering kali tidak stabil karena dipengaruhi oleh musim panen, cuaca, dan permintaan pasar.
  • Persaingan Global: Produk impor dengan harga yang lebih murah sering kali menjadi pesaing berat bagi petani lokal.
  • Keterbatasan Teknologi: Tidak semua petani memiliki akses atau kemampuan untuk menggunakan teknologi pemasaran modern.

Kesimpulan

Pemasaran dan manajemen pemasaran produk pertanian adalah kunci untuk meningkatkan daya saing sektor pertanian di tengah dinamika pasar global. Melalui pemanfaatan teknologi, diversifikasi produk, dan pendekatan berkelanjutan, petani dapat menghadapi tantangan sekaligus memaksimalkan potensi pasar. Dukungan dari pemerintah, institusi pendidikan, dan sektor swasta juga diperlukan untuk menciptakan ekosistem pemasaran yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Fakultas Pertanian Universitas Tidar berkontribusi dalam mendukung penciptaan ekosistem pemasaran yang lebih inklusif dan berkelanjutan melalui pengadaan mata kuliah manajemen pemasaran pada program studi agribisnis sebagai mata kuliah pokok, dan pada program studi agroteknologi sebagai mata kuliah pilihan. Saat ini pelaksanaan mata kuliah manajemen pemasaran pada program studi agribisnis belum dilakukan, rencana akan dilaksanakan pada semester depan yaitu semester 4. Mata kuliah ini terdiri dari 2 SKS teori dan1 SKS praktik. Dalam pelaksanaan praktikum diperlukan modul sebagai pedoman. Adapun modul praktikum manajemen pemasaran dapat diakses melalui link berikut:

Coaching Penyusunan Proposal PKM 2025: Siapkan Ide Kreatif, Raih Pendanaan!

Fakultas Pertanian Universitas Tidar (Faperta) mengadakan Coaching Penyusunan Proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Pendanaan 2025 di Ruang Kelas Gedung Laboratorium Rekayasa Untidar Kampus Sidotopo, Jumat (6/12).

Acara ini dihadiri oleh 105 mahasiswa dari berbagai program studi di Faperta. Dengan menghadirkan Dr. Sukinah, M.Pd. sebagai pemateri, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas proposal mahasiswa agar dapat bersaing dalam mendapatkan pendanaan.

Dalam penyusunan proposal PKM, penting untuk melibatkan anggota lintas angkatan. Selain itu, bidang keilmuan dari setiap anggota harus relevan dengan judul yang diangkat. Hal ini menjadi penunjang utama dalam membangun substansi proposal yang kuat.

Dr. Sukinah juga menekankan bahwa penguasaan isi proposal menjadi salah satu indikator penilaian penting dari reviewer. Sebuah proposal yang terlihat matang tidak hanya ditentukan oleh ide inovatif tetapi juga oleh kemampuan tim untuk mempresentasikan substansi dengan baik.

Berdasarkan pengalaman, banyak peserta yang gagal lolos pendanaan PKM karena tidak memahami panduan (guide book) atau membuat kesalahan kecil, seperti penamaan file yang tidak sesuai. Hal-hal ini mungkin terlihat sepele, tetapi sangat berpengaruh dalam proses seleksi.

Tahapan untuk menciptakan proposal PKM yang unggul dimulai dari eksplorasi ide. Pemateri menyarankan mahasiswa untuk fokus pada:

1. Permasalahan aktual yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.

2. Inovasi yang menawarkan solusi baru.

3. Kolaborasi lintas bidang untuk memperkuat ide.

4. Kreativitas dalam menggagas hal-hal unik.

5. Kebaharuan ide yang belum pernah diimplementasikan.

Selain itu, teknik seperti mind mapping, diskusi kelompok, serta pendampingan intensif oleh dosen menjadi langkah strategis untuk memperkaya ide dan memperjelas arah proposal.

PKM Pendanaan terdiri dari delapan bidang antara lain; PKM Riset Eksakta (PKM-RE), PKM Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH), PKM Kewirausahaan (PKM-K), PKM Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM-PM), PKM Penerapan Iptek (PKM-PI), PKM Karsa Cipta (PKM-KC), PKM Karya Inovatif (PKM-KI) dan PKM Video Gagasan Konstruktif (PKM-VGK).

Sementara itu, PKM Insentif mencakup PKM Artikel Ilmiah (PKM-AI) dan PKM Gagasan Futuristik Tertulis (PKM-GFT).

Program ini direncanakan akan berlangsung selama 3-4 bulan. Dalam periode tersebut, mahasiswa akan didorong untuk mengembangkan ide, melaksanakan proyek, hingga menyusun laporan hasil kerja. Peran dosen pendamping sangat krusial dalam memastikan tiap tahap berjalan sesuai dengan panduan.

Acara coaching ini menjadi pengingat bagi mahasiswa agar tidak hanya sekadar menyiapkan proposal, tetapi juga memastikan setiap detailnya sesuai dengan panduan resmi. Dengan begitu, peluang untuk mendapatkan pendanaan bisa lebih besar. Dr. Sukinah berharap mahasiswa Faperta dapat mengoptimalkan kesempatan ini.

Melalui coaching ini, mahasiswa Universitas Tidar diharapkan mampu menghasilkan proposal PKM yang berkualitas, tidak hanya untuk pendanaan tetapi juga sebagai langkah awal menuju kontribusi nyata bagi masyarakat.

Benchmarking Senat Fakultas ke Universitas Udayana: Mencari Inspirasi Pengembangan Fakultas

Senat Fakultas Pertanian Universitas Tidar melakukan benchmarking ke pulau dewata. Tujuan 20 anggota senat Faperta ini adalah ke Universitas Udayana dan Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Bali Kementerian Pertanian. Kunjungan tersebut dilaksanakan pada awal bulan ini yaitu tanggal 2-3 Desember 2024.

Apa tujuan mereka? Mendalami dan mempelajari bagaimana sebuah fakultas bisa mengelola dan menjalankan peran senatnya dengan efektif. Tapi, apa sebenarnya yang dibahas? Mari kita kupas sedikit demi sedikit.

Dalam kunjungan ini, anggota senat dibagi ke dalam tiga komisi utama, yaitu:

1. Komisi Pengembangan Akademik – Fokus pada pertimbangan dan pengembangan kegiatan akademik.

2. Komisi Pengembangan Sumber Daya – Bertugas untuk memastikan sumber daya fakultas digunakan dan dikembangkan secara maksimal.

3. Komisi Etika Akademik – Mengawasi nilai-nilai dan aturan akademik tetap berjalan sesuai dengan standar.

Tiga komisi ini sebenarnya sudah ada di Faperta Universitas Tidar. Namun, sejauh mana efektivitas kerja mereka? Nah, itulah salah satu alasan mengapa kunjungan ini penting.

Kunjungan ini punya tiga tujuan utama:

Fungsi Penetapan, di sini, mereka ingin memastikan bahwa segala aktivitas akademik di fakultas memiliki pijakan yang jelas. Dalam konteks ini, Road Map dan Rencana Induk Pengembangan Fakultas (RIPF) menjadi landasan penting.

Fungsi Pengawasan, Sudah sejauh mana roadmap yang telah disusun? Apakah implementasinya sesuai dengan rencana? Atau malah ada yang melenceng? dan Efektivitas Kerja Komisi, Apakah pembagian kerja komisi sudah berjalan dengan baik? Atau justru terlalu fleksibel hingga tidak tegas siapa mengurus apa?

Salah satu hal yang dibahas selama benchmarking adalah fleksibilitas kerja antar komisi. Terkadang, aktivitas komisi-komisi ini tidak tegas atau spesifik. Mereka baru benar-benar bekerja ketika ada dokumen atau tugas yang harus ditangani. Alhasil, distribusi kerja sering kali hanya disesuaikan dengan kebutuhan sesaat, bukan perencanaan jangka panjang yang jelas.

Selama diskusi, Universitas Udayana berbagi pengalaman tentang cara mereka mengelola senat fakultas antara lain, membuat pembagian tugas yang lebih spesifik untuk setiap komisi, mengadakan rapat reguler untuk memantau implementasi roadmap, melibatkan semua anggota senat dalam penyusunan kebijakan agar lebih partisipatif.

Benchmarking ini bukan sekadar kunjungan formalitas. Ada banyak bahan refleksi yang didapat, terutama soal bagaimana fungsi senat sebagai pengawas dan perencana bisa lebih dioptimalkan.

Beberapa catatan penting yang bisa diambil adalah pentingnya memiliki dokumen acuan yang solid seperti RIPF. Tanpa dokumen ini, roadmap pengembangan fakultas akan sulit dijalankan. Distribusi kerja harus lebih jelas. Masing-masing komisi perlu memiliki tugas tetap, bukan hanya tugas dadakan. Kolaborasi antar komisi menjadi kunci, terutama untuk isu-isu yang saling beririsan.

Bali bukan hanya tentang pantai dan pemandangan indah. Di sini, Fakultas Pertanian Universitas Tidar belajar banyak hal tentang bagaimana sebuah senat bisa berfungsi dengan baik. Harapan ke depannya, apa yang dipelajari dari Universitas Udayana bisa diterapkan di Fakultas Pertanian Untidar.

Tentu saja, hasil kunjungan ini tidak akan langsung terlihat. Tapi, jika roadmap, pembagian kerja, dan pengawasan dijalankan dengan konsisten, bukan tidak mungkin Fakultas Pertanian Universitas Tidar akan menjadi lebih efektif dan efisien dalam menjalankan tugas-tugas akademiknya.

Kunjungan selanjutnya ke Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Bali, Kementerian Pertanian. Disana banyak belajar dan menerima informasi tentang standar instrumen pertanian dan hal-hal lainnya yang kemudian bisa diterapkan untuk meningkatkan proses belajar mengajar di kampus.

NutFair 2024: Expo Inovasi Pangan Mahasiswa Gizi UNTIDAR

Pada 2 Desember 2024, lobi Gedung Kuliah Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Tidar berubah menjadi ajang kreativitas mahasiswa Prodi Gizi dalam NutFair 2024. Kegiatan ini menampilkan hasil karya mahasiswa yang menggabungkan ilmu gizi, kewirausahaan, dan inovasi pangan berbasis bahan lokal.

Meski sederhana dalam pengemasan, acara ini justru menjadi magnet bagi pengunjung. Antusiasme mahasiswa, dosen, hingga tendik di lingkungan Faperta sangat terasa. Aroma harum masakan bercampur dengan semangat inovasi mengisi ruangan lobi sejak pagi.

Produk yang dipamerkan menggunakan bahan lokal yang akrab di keseharian, seperti tempe, ubi, pisang, bunga telang, kelor, tahu, daun bayam, ayam, dan lele. Tapi jangan bayangkan bentuk biasa, dengan sentuhan kreativitas, semua bahan ini diolah menjadi produk modern yang kekinian, seperti: Pudding bunga telang dengan saus kelor yang cantik dan sehat, Mochi, bola ubi ungu yang manis yang lembut, Brownies crispy yang tak kalah lezat, dimsum tempe dan kelor, tofu springroll, Kimbab dengan bayam crispy sebagai alternatif hidangan khas Korea, Cheesecuit, hingga minuman boba daun kelor serta minuman seruni serai jahe yang menyegarkan dan masih banyak lainnya.

NutFair bukan sekadar bazar biasa. Semua produk yang ditampilkan adalah hasil dari mata kuliah Praktik Kewirausahaan dibawah bimbingan Netta Meridianti Putri, M.Si. dan Resti Kurnia Triastanti, S.Gz., M.P.H.. Mahasiswa Prodi Gizi didorong untuk berpikir kreatif sekaligus memahami seluk-beluk bisnis pangan. Dari ide hingga produk jadi, semua dilakukan dengan penuh semangat dan dedikasi.

Siapa sangka, acara yang berlangsung singkat ini mampu menarik begitu banyak pembeli? Tak sedikit yang kehabisan produk karena permintaan yang melampaui ekspektasi.

“Semua produk habis dalam waktu singkat! Ini bukti bahwa kreativitas mahasiswa Gizi UNTIDAR memang luar biasa,” ucap salah satu dosen pembimbing dengan bangga.

NutFair 2024 tidak hanya menjadi ajang memamerkan produk. Acara ini mencerminkan pentingnya pemanfaatan bahan lokal dengan inovasi modern. Dengan semangat yang telah ditunjukkan mahasiswa Prodi Gizi, tak heran jika acara serupa akan terus berkembang di tahun-tahun mendatang.

Penulis : Yusnia Diniari

Kisah Mahasiswa Inspirasi Perjuangan Meraih Masa Depan Wisudawan ke 68 Universitas Tidar

Berbicara soal perjuangan, kisah Annisa Nurul Fadila, gadis kelahiran Semarang ini adalah salah satu yang tak hanya menginspirasi, tapi juga mengajarkan kita tentang arti ketangguhan. Dalam kurun waktu 3 tahun 10 bulan 22 hari, ia berhasil menyelesaikan studi di Prodi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Tidar, dengan IPK 3.30. Tapi cerita ini bukan hanya tentang angka, melainkan tentang perjuangan seorang anak manusia melawan badai kehidupan.

Annisa tak pernah memiliki jalan yang mudah untuk sampai di bangku kuliah. Tiga tahun berturut-turut, ia mencoba peruntungan melalui SBMPTN—2018, 2019, dan 2020. Dua kali gagal tidak memadamkan mimpinya. Di tahun kedua kegagalannya, ia mengambil langkah tak biasa dengan bekerja di sebuah perusahaan. Tidak mudah bagi seorang remaja, tapi ia tahu bahwa perjuangan ini penting.

Tabungan yang ia kumpulkan menjadi harapan untuk kuliah. Ayahnya, yang tak mampu membiayai pendidikan lanjutannya, menjadi alasan kuat bagi Annisa untuk berjuang mandiri. Akhirnya, di tahun 2020, perjuangannya membuahkan hasil. Ia diterima di Universitas Tidar melalui SBMPTN, dan berhak atas beasiswa KIP-K yang membantunya hingga akhir studi.

Belum genap tiga bulan ia menikmati kehidupan sebagai mahasiswi, kabar duka datang menghampiri. Ayahnya, figur yang ia cintai, meninggalkan dunia ini untuk selamanya. Dunia Annisa yang tadinya sudah berat terasa runtuh seketika. Di usia muda, ia harus menggantikan posisi ayah sebagai pemimpin keluarga.

Beban di pundaknya semakin berat. Di tengah kesibukan kuliah, Annisa juga harus mencari penghasilan tambahan untuk menghidupi dua adiknya yang masih kecil, 12 dan 10 tahun. Kehidupan sehari-harinya menjadi perjuangan yang tak ada habisnya.

Namun, ujian hidup belum selesai. Dua tahun setelah kehilangan ayahnya, Annisa dihadapkan pada kenyataan pahit lainnya: ibunya jatuh sakit. Tidak lama berselang, ia harus merelakan kepergian ibunya untuk selamanya. Kehilangan kedua orang tua dalam usia yang masih muda tentu menjadi pukulan berat.

Dengan tanggung jawab penuh atas adik-adiknya, Annisa berusaha melanjutkan hidup. Ia berjuang di tengah keterbatasan, bahkan ketika masalah datang bertubi-tubi.

Kuliah sambil menghidupi keluarga tentu bukan perkara mudah. Annisa tak hanya belajar di kelas, tetapi juga belajar dari kerasnya kehidupan. Dukungan dari dosen-dosen, termasuk pembimbing skripsi Soraya Kusuma Putri, S.T.P., M.Sc., menjadi salah satu pijakan penting dalam perjalanan hidupnya.

Pada hari wisuda Sabtu, 30 November 2024 Soraya dengan penuh haru menggantikan orang tua Annisa sebagai wali. Momen ini bukan sekadar formalitas, tetapi simbol dari betapa jauh perjalanan Annisa hingga akhirnya ia berdiri di podium kelulusan.

Kisah Annisa adalah bukti bahwa tidak ada badai yang terlalu besar untuk dihadapi jika kita memiliki tekad kuat. Dari perjuangan mencari bangku kuliah, menghadapi kehilangan orang tua, hingga memikul tanggung jawab keluarga di usia muda, Annisa membuktikan bahwa mimpi bisa diraih meski dalam kondisi yang serba sulit.

Ia menyelesaikan perjalanan studinya dengan membawa dua pesan besar “Keajaiban datang kepada mereka yang tak pernah menyerah” serta “Pendidikan adalah kunci, bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk keluarga dan generasi mendatang”.

Semoga perjalanan Annisa menjadi inspirasi bagi kita semua, bahwa hidup memang tidak mudah, tetapi selalu ada alasan untuk terus melangkah.