MANAJEMEN PEMASARAN PRODUK PERTANIAN DAN PENGIMPLEMENTASIANNYA DI ERA DIGITAL

DI ERA DIGITAL

Pemasaran dan Manajemen Pemasaran Produk Pertanian

Dalam era modern ini, sektor pertanian menghadapi tantangan besar di tengah perkembangan teknologi dan perubahan pola konsumsi masyarakat. Salah satu aspek yang menjadi fokus utama adalah pemasaran dan manajemen pemasaran produk pertanian. Keduanya berperan penting untuk memastikan produk pertanian dapat bersaing di pasar, mengoptimalkan keuntungan petani, dan menjaga keberlanjutan usaha.

Pentingnya Pemasaran Produk Pertanian

Pemasaran produk pertanian merupakan serangkaian aktivitas yang bertujuan untuk membawa hasil panen dari petani ke konsumen dengan cara yang efisien dan menguntungkan. Proses ini mencakup banyak aspek, mulai dari pengemasan, distribusi, promosi, hingga penjualan. Dalam konteks pertanian, pemasaran memiliki peran strategis karena hasil pertanian biasanya bersifat musiman, mudah rusak, dan harga pasar cenderung fluktuatif.

Salah satu tujuan utama pemasaran produk pertanian adalah menciptakan rantai pasok yang efisien dan transparan. Dengan demikian, petani tidak hanya bergantung pada perantara yang sering kali mengambil margin keuntungan yang besar. Selain itu, pemasaran yang baik juga membantu meningkatkan nilai tambah produk pertanian, seperti melalui pengolahan hasil panen menjadi produk olahan yang lebih bernilai.

Strategi Manajemen Pemasaran Produk Pertanian

Manajemen pemasaran adalah pendekatan yang sistematis dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi strategi pemasaran. Dalam konteks produk pertanian, terdapat beberapa strategi yang dapat diterapkan:

  1. Diversifikasi Produk. Petani dapat mengolah hasil panen menjadi produk yang memiliki nilai jual lebih tinggi, seperti membuat keripik dari pisang atau selai dari buah-buahan. Hal ini tidak hanya memperpanjang masa simpan produk tetapi juga membuka pasar baru.
  2. Pemasaran Digital. Teknologi digital membuka peluang besar bagi petani untuk memasarkan produknya langsung kepada konsumen. Platform e-commerce dan media sosial dapat digunakan untuk mempromosikan produk, meningkatkan jangkauan pasar, dan berinteraksi dengan pelanggan secara langsung.
  3. Penerapan Konsep Pertanian Berkelanjutan. Konsumen saat ini semakin peduli terhadap isu lingkungan. Produk yang dihasilkan secara organik atau menggunakan praktik pertanian berkelanjutan memiliki daya tarik tersendiri di pasar. Label seperti “organik” atau “fair trade” dapat meningkatkan nilai produk.
  4. Kemitraan dan Kolaborasi. Membentuk kemitraan dengan koperasi, institusi pemerintah, atau perusahaan swasta dapat membantu petani mendapatkan akses pasar yang lebih luas, teknologi, dan pelatihan.
  5. Pengelolaan Logistik. Salah satu kendala utama dalam pemasaran produk pertanian adalah logistik. Manajemen yang baik dalam penyimpanan, transportasi, dan distribusi dapat meminimalkan kerusakan produk dan menekan biaya.

Tantangan dalam Pemasaran Produk Pertanian

Walaupun berbagai strategi telah tersedia, pemasaran produk pertanian tetap menghadapi tantangan. Beberapa di antaranya adalah:

  • Fluktuasi Harga: Harga hasil pertanian sering kali tidak stabil karena dipengaruhi oleh musim panen, cuaca, dan permintaan pasar.
  • Persaingan Global: Produk impor dengan harga yang lebih murah sering kali menjadi pesaing berat bagi petani lokal.
  • Keterbatasan Teknologi: Tidak semua petani memiliki akses atau kemampuan untuk menggunakan teknologi pemasaran modern.

Kesimpulan

Pemasaran dan manajemen pemasaran produk pertanian adalah kunci untuk meningkatkan daya saing sektor pertanian di tengah dinamika pasar global. Melalui pemanfaatan teknologi, diversifikasi produk, dan pendekatan berkelanjutan, petani dapat menghadapi tantangan sekaligus memaksimalkan potensi pasar. Dukungan dari pemerintah, institusi pendidikan, dan sektor swasta juga diperlukan untuk menciptakan ekosistem pemasaran yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Fakultas Pertanian Universitas Tidar berkontribusi dalam mendukung penciptaan ekosistem pemasaran yang lebih inklusif dan berkelanjutan melalui pengadaan mata kuliah manajemen pemasaran pada program studi agribisnis sebagai mata kuliah pokok, dan pada program studi agroteknologi sebagai mata kuliah pilihan. Saat ini pelaksanaan mata kuliah manajemen pemasaran pada program studi agribisnis belum dilakukan, rencana akan dilaksanakan pada semester depan yaitu semester 4. Mata kuliah ini terdiri dari 2 SKS teori dan1 SKS praktik. Dalam pelaksanaan praktikum diperlukan modul sebagai pedoman. Adapun modul praktikum manajemen pemasaran dapat diakses melalui link berikut:

Coaching Penyusunan Proposal PKM 2025: Siapkan Ide Kreatif, Raih Pendanaan!

Fakultas Pertanian Universitas Tidar (Faperta) mengadakan Coaching Penyusunan Proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Pendanaan 2025 di Ruang Kelas Gedung Laboratorium Rekayasa Untidar Kampus Sidotopo, Jumat (6/12).

Acara ini dihadiri oleh 105 mahasiswa dari berbagai program studi di Faperta. Dengan menghadirkan Dr. Sukinah, M.Pd. sebagai pemateri, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas proposal mahasiswa agar dapat bersaing dalam mendapatkan pendanaan.

Dalam penyusunan proposal PKM, penting untuk melibatkan anggota lintas angkatan. Selain itu, bidang keilmuan dari setiap anggota harus relevan dengan judul yang diangkat. Hal ini menjadi penunjang utama dalam membangun substansi proposal yang kuat.

Dr. Sukinah juga menekankan bahwa penguasaan isi proposal menjadi salah satu indikator penilaian penting dari reviewer. Sebuah proposal yang terlihat matang tidak hanya ditentukan oleh ide inovatif tetapi juga oleh kemampuan tim untuk mempresentasikan substansi dengan baik.

Berdasarkan pengalaman, banyak peserta yang gagal lolos pendanaan PKM karena tidak memahami panduan (guide book) atau membuat kesalahan kecil, seperti penamaan file yang tidak sesuai. Hal-hal ini mungkin terlihat sepele, tetapi sangat berpengaruh dalam proses seleksi.

Tahapan untuk menciptakan proposal PKM yang unggul dimulai dari eksplorasi ide. Pemateri menyarankan mahasiswa untuk fokus pada:

1. Permasalahan aktual yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.

2. Inovasi yang menawarkan solusi baru.

3. Kolaborasi lintas bidang untuk memperkuat ide.

4. Kreativitas dalam menggagas hal-hal unik.

5. Kebaharuan ide yang belum pernah diimplementasikan.

Selain itu, teknik seperti mind mapping, diskusi kelompok, serta pendampingan intensif oleh dosen menjadi langkah strategis untuk memperkaya ide dan memperjelas arah proposal.

PKM Pendanaan terdiri dari delapan bidang antara lain; PKM Riset Eksakta (PKM-RE), PKM Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH), PKM Kewirausahaan (PKM-K), PKM Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM-PM), PKM Penerapan Iptek (PKM-PI), PKM Karsa Cipta (PKM-KC), PKM Karya Inovatif (PKM-KI) dan PKM Video Gagasan Konstruktif (PKM-VGK).

Sementara itu, PKM Insentif mencakup PKM Artikel Ilmiah (PKM-AI) dan PKM Gagasan Futuristik Tertulis (PKM-GFT).

Program ini direncanakan akan berlangsung selama 3-4 bulan. Dalam periode tersebut, mahasiswa akan didorong untuk mengembangkan ide, melaksanakan proyek, hingga menyusun laporan hasil kerja. Peran dosen pendamping sangat krusial dalam memastikan tiap tahap berjalan sesuai dengan panduan.

Acara coaching ini menjadi pengingat bagi mahasiswa agar tidak hanya sekadar menyiapkan proposal, tetapi juga memastikan setiap detailnya sesuai dengan panduan resmi. Dengan begitu, peluang untuk mendapatkan pendanaan bisa lebih besar. Dr. Sukinah berharap mahasiswa Faperta dapat mengoptimalkan kesempatan ini.

Melalui coaching ini, mahasiswa Universitas Tidar diharapkan mampu menghasilkan proposal PKM yang berkualitas, tidak hanya untuk pendanaan tetapi juga sebagai langkah awal menuju kontribusi nyata bagi masyarakat.

Benchmarking Senat Fakultas ke Universitas Udayana: Mencari Inspirasi Pengembangan Fakultas

Senat Fakultas Pertanian Universitas Tidar melakukan benchmarking ke pulau dewata. Tujuan 20 anggota senat Faperta ini adalah ke Universitas Udayana dan Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Bali Kementerian Pertanian. Kunjungan tersebut dilaksanakan pada awal bulan ini yaitu tanggal 2-3 Desember 2024.

Apa tujuan mereka? Mendalami dan mempelajari bagaimana sebuah fakultas bisa mengelola dan menjalankan peran senatnya dengan efektif. Tapi, apa sebenarnya yang dibahas? Mari kita kupas sedikit demi sedikit.

Dalam kunjungan ini, anggota senat dibagi ke dalam tiga komisi utama, yaitu:

1. Komisi Pengembangan Akademik – Fokus pada pertimbangan dan pengembangan kegiatan akademik.

2. Komisi Pengembangan Sumber Daya – Bertugas untuk memastikan sumber daya fakultas digunakan dan dikembangkan secara maksimal.

3. Komisi Etika Akademik – Mengawasi nilai-nilai dan aturan akademik tetap berjalan sesuai dengan standar.

Tiga komisi ini sebenarnya sudah ada di Faperta Universitas Tidar. Namun, sejauh mana efektivitas kerja mereka? Nah, itulah salah satu alasan mengapa kunjungan ini penting.

Kunjungan ini punya tiga tujuan utama:

Fungsi Penetapan, di sini, mereka ingin memastikan bahwa segala aktivitas akademik di fakultas memiliki pijakan yang jelas. Dalam konteks ini, Road Map dan Rencana Induk Pengembangan Fakultas (RIPF) menjadi landasan penting.

Fungsi Pengawasan, Sudah sejauh mana roadmap yang telah disusun? Apakah implementasinya sesuai dengan rencana? Atau malah ada yang melenceng? dan Efektivitas Kerja Komisi, Apakah pembagian kerja komisi sudah berjalan dengan baik? Atau justru terlalu fleksibel hingga tidak tegas siapa mengurus apa?

Salah satu hal yang dibahas selama benchmarking adalah fleksibilitas kerja antar komisi. Terkadang, aktivitas komisi-komisi ini tidak tegas atau spesifik. Mereka baru benar-benar bekerja ketika ada dokumen atau tugas yang harus ditangani. Alhasil, distribusi kerja sering kali hanya disesuaikan dengan kebutuhan sesaat, bukan perencanaan jangka panjang yang jelas.

Selama diskusi, Universitas Udayana berbagi pengalaman tentang cara mereka mengelola senat fakultas antara lain, membuat pembagian tugas yang lebih spesifik untuk setiap komisi, mengadakan rapat reguler untuk memantau implementasi roadmap, melibatkan semua anggota senat dalam penyusunan kebijakan agar lebih partisipatif.

Benchmarking ini bukan sekadar kunjungan formalitas. Ada banyak bahan refleksi yang didapat, terutama soal bagaimana fungsi senat sebagai pengawas dan perencana bisa lebih dioptimalkan.

Beberapa catatan penting yang bisa diambil adalah pentingnya memiliki dokumen acuan yang solid seperti RIPF. Tanpa dokumen ini, roadmap pengembangan fakultas akan sulit dijalankan. Distribusi kerja harus lebih jelas. Masing-masing komisi perlu memiliki tugas tetap, bukan hanya tugas dadakan. Kolaborasi antar komisi menjadi kunci, terutama untuk isu-isu yang saling beririsan.

Bali bukan hanya tentang pantai dan pemandangan indah. Di sini, Fakultas Pertanian Universitas Tidar belajar banyak hal tentang bagaimana sebuah senat bisa berfungsi dengan baik. Harapan ke depannya, apa yang dipelajari dari Universitas Udayana bisa diterapkan di Fakultas Pertanian Untidar.

Tentu saja, hasil kunjungan ini tidak akan langsung terlihat. Tapi, jika roadmap, pembagian kerja, dan pengawasan dijalankan dengan konsisten, bukan tidak mungkin Fakultas Pertanian Universitas Tidar akan menjadi lebih efektif dan efisien dalam menjalankan tugas-tugas akademiknya.

Kunjungan selanjutnya ke Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Bali, Kementerian Pertanian. Disana banyak belajar dan menerima informasi tentang standar instrumen pertanian dan hal-hal lainnya yang kemudian bisa diterapkan untuk meningkatkan proses belajar mengajar di kampus.

NutFair 2024: Expo Inovasi Pangan Mahasiswa Gizi UNTIDAR

Pada 2 Desember 2024, lobi Gedung Kuliah Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Tidar berubah menjadi ajang kreativitas mahasiswa Prodi Gizi dalam NutFair 2024. Kegiatan ini menampilkan hasil karya mahasiswa yang menggabungkan ilmu gizi, kewirausahaan, dan inovasi pangan berbasis bahan lokal.

Meski sederhana dalam pengemasan, acara ini justru menjadi magnet bagi pengunjung. Antusiasme mahasiswa, dosen, hingga tendik di lingkungan Faperta sangat terasa. Aroma harum masakan bercampur dengan semangat inovasi mengisi ruangan lobi sejak pagi.

Produk yang dipamerkan menggunakan bahan lokal yang akrab di keseharian, seperti tempe, ubi, pisang, bunga telang, kelor, tahu, daun bayam, ayam, dan lele. Tapi jangan bayangkan bentuk biasa, dengan sentuhan kreativitas, semua bahan ini diolah menjadi produk modern yang kekinian, seperti: Pudding bunga telang dengan saus kelor yang cantik dan sehat, Mochi, bola ubi ungu yang manis yang lembut, Brownies crispy yang tak kalah lezat, dimsum tempe dan kelor, tofu springroll, Kimbab dengan bayam crispy sebagai alternatif hidangan khas Korea, Cheesecuit, hingga minuman boba daun kelor serta minuman seruni serai jahe yang menyegarkan dan masih banyak lainnya.

NutFair bukan sekadar bazar biasa. Semua produk yang ditampilkan adalah hasil dari mata kuliah Praktik Kewirausahaan dibawah bimbingan Netta Meridianti Putri, M.Si. dan Resti Kurnia Triastanti, S.Gz., M.P.H.. Mahasiswa Prodi Gizi didorong untuk berpikir kreatif sekaligus memahami seluk-beluk bisnis pangan. Dari ide hingga produk jadi, semua dilakukan dengan penuh semangat dan dedikasi.

Siapa sangka, acara yang berlangsung singkat ini mampu menarik begitu banyak pembeli? Tak sedikit yang kehabisan produk karena permintaan yang melampaui ekspektasi.

“Semua produk habis dalam waktu singkat! Ini bukti bahwa kreativitas mahasiswa Gizi UNTIDAR memang luar biasa,” ucap salah satu dosen pembimbing dengan bangga.

NutFair 2024 tidak hanya menjadi ajang memamerkan produk. Acara ini mencerminkan pentingnya pemanfaatan bahan lokal dengan inovasi modern. Dengan semangat yang telah ditunjukkan mahasiswa Prodi Gizi, tak heran jika acara serupa akan terus berkembang di tahun-tahun mendatang.

Penulis : Yusnia Diniari

Kisah Mahasiswa Inspirasi Perjuangan Meraih Masa Depan Wisudawan ke 68 Universitas Tidar

Berbicara soal perjuangan, kisah Annisa Nurul Fadila, gadis kelahiran Semarang ini adalah salah satu yang tak hanya menginspirasi, tapi juga mengajarkan kita tentang arti ketangguhan. Dalam kurun waktu 3 tahun 10 bulan 22 hari, ia berhasil menyelesaikan studi di Prodi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Tidar, dengan IPK 3.30. Tapi cerita ini bukan hanya tentang angka, melainkan tentang perjuangan seorang anak manusia melawan badai kehidupan.

Annisa tak pernah memiliki jalan yang mudah untuk sampai di bangku kuliah. Tiga tahun berturut-turut, ia mencoba peruntungan melalui SBMPTN—2018, 2019, dan 2020. Dua kali gagal tidak memadamkan mimpinya. Di tahun kedua kegagalannya, ia mengambil langkah tak biasa dengan bekerja di sebuah perusahaan. Tidak mudah bagi seorang remaja, tapi ia tahu bahwa perjuangan ini penting.

Tabungan yang ia kumpulkan menjadi harapan untuk kuliah. Ayahnya, yang tak mampu membiayai pendidikan lanjutannya, menjadi alasan kuat bagi Annisa untuk berjuang mandiri. Akhirnya, di tahun 2020, perjuangannya membuahkan hasil. Ia diterima di Universitas Tidar melalui SBMPTN, dan berhak atas beasiswa KIP-K yang membantunya hingga akhir studi.

Belum genap tiga bulan ia menikmati kehidupan sebagai mahasiswi, kabar duka datang menghampiri. Ayahnya, figur yang ia cintai, meninggalkan dunia ini untuk selamanya. Dunia Annisa yang tadinya sudah berat terasa runtuh seketika. Di usia muda, ia harus menggantikan posisi ayah sebagai pemimpin keluarga.

Beban di pundaknya semakin berat. Di tengah kesibukan kuliah, Annisa juga harus mencari penghasilan tambahan untuk menghidupi dua adiknya yang masih kecil, 12 dan 10 tahun. Kehidupan sehari-harinya menjadi perjuangan yang tak ada habisnya.

Namun, ujian hidup belum selesai. Dua tahun setelah kehilangan ayahnya, Annisa dihadapkan pada kenyataan pahit lainnya: ibunya jatuh sakit. Tidak lama berselang, ia harus merelakan kepergian ibunya untuk selamanya. Kehilangan kedua orang tua dalam usia yang masih muda tentu menjadi pukulan berat.

Dengan tanggung jawab penuh atas adik-adiknya, Annisa berusaha melanjutkan hidup. Ia berjuang di tengah keterbatasan, bahkan ketika masalah datang bertubi-tubi.

Kuliah sambil menghidupi keluarga tentu bukan perkara mudah. Annisa tak hanya belajar di kelas, tetapi juga belajar dari kerasnya kehidupan. Dukungan dari dosen-dosen, termasuk pembimbing skripsi Soraya Kusuma Putri, S.T.P., M.Sc., menjadi salah satu pijakan penting dalam perjalanan hidupnya.

Pada hari wisuda Sabtu, 30 November 2024 Soraya dengan penuh haru menggantikan orang tua Annisa sebagai wali. Momen ini bukan sekadar formalitas, tetapi simbol dari betapa jauh perjalanan Annisa hingga akhirnya ia berdiri di podium kelulusan.

Kisah Annisa adalah bukti bahwa tidak ada badai yang terlalu besar untuk dihadapi jika kita memiliki tekad kuat. Dari perjuangan mencari bangku kuliah, menghadapi kehilangan orang tua, hingga memikul tanggung jawab keluarga di usia muda, Annisa membuktikan bahwa mimpi bisa diraih meski dalam kondisi yang serba sulit.

Ia menyelesaikan perjalanan studinya dengan membawa dua pesan besar “Keajaiban datang kepada mereka yang tak pernah menyerah” serta “Pendidikan adalah kunci, bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk keluarga dan generasi mendatang”.

Semoga perjalanan Annisa menjadi inspirasi bagi kita semua, bahwa hidup memang tidak mudah, tetapi selalu ada alasan untuk terus melangkah.

Perayaan Prestasi dan Inspirasi Yudisium Fakultas Pertanian 2024

Menyambut Wisuda Periode ke 68 Universitas Tidar, Fakultas Pertanian Universitas Tidar menggelar acara yudisium yang sarat makna, sebuah momentum penuh haru dan kebanggaan. Bertempat di selasar Gedung Kuliah Terpadu Faperta Untidar, kegiatan ini menjadi saksi kelulusan 83 mahasiswa yang telah menyelesaikan perjalanan akademik mereka. Acara ini diselenggarakan pada hari Kamis 28 November 2024.

Acara dimulai dengan sambutan dari Dekan Fakultas Pertanian, Prof. Sutrisno Hadi P., S.Pt., M.Si., Ph.D.. Dalam pidatonya, beliau memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT atas kelancaran studi para mahasiswa. Beliau juga menegaskan bahwa keberhasilan ini adalah hasil kerja keras para lulusan serta dukungan dari keluarga, dosen, dan pihak kampus.

Program Studi Akuakultur menyumbang jumlah lulusan terbanyak dengan 48 mahasiswa, diikuti oleh Agroteknologi dengan 14 lulusan, dan Peternakan sebanyak 21 lulusan.

Prestasi akademik tertinggi dan durasi studi tercepat, dengan IPK 3.86, gelar mahasiswa terbaik jatuh kepada lulusan dari Program Studi Akuakultur. Selain itu, penghargaan juga diberikan untuk pencapaian durasi studi tersingkat, yaitu 3 tahun, 9 bulan, dan 24 hari, sebuah rekor yang membanggakan.

Acara berlanjut ke kuliah umum yang dibawakan oleh Haris Fuadi, S.Pt., seorang wirausahawan sukses dan manajer kemitraan broiler. Dalam materinya yang bertema “Keajaiban di Balik Kemauan yang Extra Kuat”, Haris berbagi perjalanan hidupnya, dari masa kuliah hingga sukses membangun karier dan bisnis.

Ia memulai dengan memperkenalkan dirinya, membawa para hadirin kembali ke masa-masa sulitnya ketika masih menjadi mahasiswa. Dari perjuangan tersebut, ia berhasil menemukan jalan menuju kesuksesan melalui empat pilar utama:

1. Belajar: Menyerap ilmu sebanyak mungkin dari berbagai sumber.

2. Mengajar: Membagikan pengetahuan dan pengalaman untuk memperluas wawasan.

3. Berkarya: Tidak hanya bekerja, tapi juga menciptakan sesuatu yang bermakna, termasuk berbisnis.

4. Membangun tim: Mengelola kolaborasi dengan berbagai pihak untuk meraih tujuan bersama.

Pesan yang disampaikan Haris terasa begitu membumi, mengingatkan bahwa keberhasilan adalah hasil kombinasi dari kemauan keras dan kemampuan untuk terus belajar dari pengalaman.

Acara ini ditutup dengan penuh kehormatan melalui penyerahan plakat dan souvenir kepada para calon wisudawan. Prof Tris sendiri yang menyerahkan penghargaan ini, sebagai simbol rasa bangga atas pencapaian luar biasa mereka.

Yudisium ini tidak hanya menjadi penanda akhir perjalanan pendidikan formal, tetapi juga awal dari petualangan baru dalam kehidupan profesional para lulusan. Sebuah pesan sederhana namun penuh makna terselip di acara ini “sukses hanya milik mereka yang berani melangkah dengan kemauan yang tak tergoyahkan”.

Penulis : Yusnia Diniari

Workshop Penyusunan POB MBKM: Menata Masa Depan Pendidikan Pertanian

Magelang, 28 November 2024, Fakultas Pertanian Untidar menggelar Workshop Penyusunan POB MBKM (Panduan Operasional Baku Merdeka Belajar Kampus Merdeka). Acara dihadiri oleh Dekan Fakultas Pertanian Untidar, Wakil Dekan 1 dan 2 Fakultas Pertanian, Ketua Jurusan dan Koordinator Program Studi di lingkungan Fakultas Pertanian Untidar, serta Gugus MBKM Fakultas Pertanian Untidar.

Workshop dimulai dengan sambutan dari Dekan Fakultas Pertanian, Prof. Sutrisno Hadi P., S.Pt., M.Si., Ph.D.. Beliau berbicara lugas tentang kondisi terkini Fakultas Pertanian, termasuk jumlah jurusan, program studi, dan posisi Fakultas dalam mendukung program MBKM. Pernyataannya menyoroti potensi besar mahasiswa pertanian untuk menjadi agen perubahan di masyarakat.

Sesi utama workshop menghadirkan narasumber dari Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Dr. Dyah Weny Respatie, S.P., M.Si., yang dikenal sebagai pakar MBKM. Dr. Dyah menjelaskan dengan detail struktur dan implementasi MBKM di Fakultas Pertanian UGM, yang mengacu pada sembilan bentuk kegiatan pembelajaran (BKP) MBKM.

Menariknya, dari sembilan BKP tersebut, enam bentuk utama seperti magang, membangun desa, kewirausahaan, penelitian, studi independen, dan pertukaran mahasiswa menjadi fokus di UGM. Namun, bukan sekadar daftar kegiatan, beliau menekankan bobot SKS, kesetaraan kegiatan, hingga penilaian yang berbasis learning outcomes sebagai inti dari MBKM.

Workshop ini juga menggali lebih dalam kebijakan MBKM Fakultas Pertanian Untidar. Mahasiswa dirancang untuk fokus pada penguasaan pengetahuan hingga semester lima. Baru pada semester enam, mereka diarahkan untuk mengembangkan keterampilan khusus dan umum melalui kegiatan MBKM.

Poin penting lainnya adalah soal mitra MBKM. Mitra harus ditentukan melalui Perjanjian Kerjasama (PKS) yang melibatkan fakultas, serta prodi harus menjamin capaian pembelajaran lulusan (CPL) tetap terpenuhi. Kurikulum pun dirancang bersama dengan mitra untuk menjamin sinergi antara dunia akademik dan industri.

Sesi penutup adalah diskusi yang penuh antusiasme. Peserta, termasuk Ketua Jurusan dan Koordinator Program Studi, tidak segan-segan bertanya dan berbagi pandangan. Beberapa pertanyaan mencakup:

Bagaimana memastikan mitra MBKM memiliki standar yang sesuai?

Apakah kebijakan internal fakultas sudah cukup fleksibel untuk mendukung mahasiswa yang ingin mengikuti MBKM?

Acara ini penting bagi Fakultas Pertanian Universitas Tidar dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Meski belum sempurna, langkah kecil seperti ini jelas menunjukkan keseriusan fakultas dalam mempersiapkan mahasiswa menghadapi tantangan global.

 “Belajar merdeka, untuk masa depan kita semua.”

EXPO Produk Mikrobiologi Pangan dan Teknologi Fermentasi 2024

Selasa, 26 November 2024 – Selasar Lt. 1 Gedung Terpadu Sidotopo Universitas Tidar berubah menjadi surga kuliner fermentasi. Mahasiswa Teknologi Pangan angkatan 2023 sukses memamerkan karya mereka melalui EXPO Produk Mikrobiologi Pangan dan Teknologi Fermentasi, hasil proyek dari mata kuliah berbasis proyek (PJBL).

Eksibisi ini menyuguhkan produk-produk berbasis bahan lokal seperti singkong, rebung, nanas, aneka sayur (wortel, sawi, kubis, timun, buncis), hingga susu sapi. Pameran memadukan kekayaan tradisional dan sentuhan global. Nuansa lokal: Gatot dan growol (Jawa Tengah), dadih (Sulawesi Barat), dangke (Sulawesi Selatan), asam sunti (Aceh), serta tempe, tape, oncom, dan aneka acar. Nuansa internasional: Kimchi (Korea), sauerkraut (Jerman), nabeez (minuman fermentasi kurma), tepache (fermentasi nanas, Meksiko), yoghurt, kombucha, stinky tofu, hingga amazuzuke (acar manis Jepang).

“Kami ingin mengembangkan potensi fermentasi lokal dengan inovasi yang lebih modern,” kata salah satu mahasiswa, menjelaskan konsep produknya.

Expo ini didampingi oleh para dosen berpengalaman mata kuliah Mikrobiologi Pangan oleh Rahayu Wulan, S.Si., M.Si., dan Muhammad Iqbal Fanani Gunawan, S.T.P., M.Si. Teknologi Fermentasi oleh Martha Arum Nugraheni, S.T.P., M.Gz., dan Dwitya Kurniati, S.T.P., M.Sc.

Selain memamerkan produk, mahasiswa juga menjual hasil fermentasi mereka dengan harga ramah di kantong. Tidak hanya itu, para pengunjung bisa mencicipi produk-produk ini secara gratis.

“Kegiatan ini membuktikan bahwa fermentasi adalah peluang besar untuk bisnis, sekaligus mempertahankan budaya lokal,” ungkap Martha, salah satu dosen pengampu.

Expo ini mendapat apresiasi tinggi dari pengunjung yang memuji inovasi mahasiswa. Seorang dosen menyatakan, “Produk mereka tidak hanya enak, tapi juga menunjukkan pemahaman mendalam tentang teknologi fermentasi.”

Acara ini menjadi ajang untuk menampilkan bakat, kreativitas, dan dedikasi mahasiswa Prodi Teknologi Pangan Universitas Tidar dalam mengolah kekayaan pangan lokal dan internasional.

Penulis : Yusnia Diniari

Menuju Akreditasi Internasional Rapat Kerja Fakultas Pertanian Untidar 2024

Gunung Kidul, 22-23 November 2024 – Fakultas Pertanian Universitas Tidar (Faperta Untidar) menggelar Rapat Kerja bertajuk “Peningkatan Pelayanan Prima Sebagai Upaya Meningkatkan Akreditasi Program Studi Fakultas Pertanian”. Bertempat di Hotel Santika, acara ini menjadi momen penting untuk menyusun strategi yang lebih tajam dan inovatif menuju akreditasi internasional di tahun 2025.

Kegiatan ini dihadiri oleh 91 peserta yang terdiri dari 60 dosen dan 27 tenaga kependidikan, termasuk Prof. Dr. Sugiyarto, M.Si., Rektor Universitas Tidar; Prof. Sutrisno Hadi Purnomo, S.Pt., M.Si., Ph.D., Dekan Faperta; Dr. Lilis Hartati, Wakil Dekan Bidang Akademik; dan Dr. Tri Suwarni Wahyudiningsih, Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan.

Dalam sambutannya, Prof. Sutrisno Hadi menekankan pentingnya menanamkan semangat baru di lingkungan Faperta. Menurutnya, Universitas Tidar memiliki potensi besar untuk berkembang secara signifikan, terutama karena posisinya yang strategis di Jawa Tengah. Ia juga optimis bahwa jajaran dosen yang berasal dari universitas ternama mampu membawa Faperta ke panggung internasional.

“Kita harus mempersiapkan mahasiswa yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga siap bersaing di dunia kerja. Program internasionalisasi adalah langkah yang akan mendorong kita untuk menjadi yang terdepan,” ujar Prof. Sutrisno dengan penuh keyakinan.

Dr. Lilis Hartati, Wakil Dekan Bidang Akademik, menyampaikan laporan terkait perkembangan akademik selama 2024. Salah satu poin yang disoroti adalah rata-rata masa studi mahasiswa yang masih perlu perhatian lebih.

“Kita tidak hanya mendorong mahasiswa lulus tepat waktu, tetapi juga memastikan kualitasnya tetap unggul. Bimbingan yang berfokus pada kualitas akan menjadi prioritas kami,” jelasnya.

Sementara itu, Dr. Tri Suwarni Wahyudiningsih, Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan, memaparkan tantangan yang dihadapi akibat perubahan status fakultas menjadi BLU (Badan Layanan Umum). Perubahan ini berdampak pada pagu anggaran dan realisasi keuangan yang baru mencapai 47,68%. Namun, ia optimis bahwa target 90% dapat dicapai setelah semua dokumen SPJ selesai.

“Keterlambatan ini adalah PR besar, tetapi kami yakin dengan efisiensi yang ditingkatkan, semua target dapat tercapai sebelum tutup tahun,” tambahnya.

Prof. Dr. Sugiyarto, M.Si., yang turut hadir memberikan sambutan strategis, menyoroti pentingnya efisiensi sistem untuk meningkatkan rasio average elapsed enrollment (AEE) menjadi kurang dari 10. Beliau juga menekankan pentingnya integrasi sistem administrasi dan pelayanan demi memastikan mahasiswa lulus tepat waktu tanpa mengorbankan mutu.

“Akreditasi internasional bukan sekadar simbol, melainkan langkah nyata menuju keunggulan global. Kita harus memperkuat mutu lulusan sekaligus menciptakan sistem yang terintegrasi dan efektif,” jelasnya.

Setiap ketua jurusan dan prodi juga memaparkan progress kerja sepanjang 2024 dan rencana strategis mereka untuk 2025. Hal ini mencakup pembenahan sistem pengajaran, penyempurnaan capaian IKU (Indikator Kinerja Utama), serta rencana penyelenggaraan kegiatan secara bertahap setiap triwulan untuk menghindari penumpukan di akhir tahun.

Rapat kerja ini diakhiri dengan sesi foto bersama sebagai simbol kebersamaan dan komitmen dalam mewujudkan akreditasi internasional. Prof. Sutrisno Hadi menyimpulkan acara dengan pesan reflektif: “Tantangan ada di depan, tetapi dengan kerja sama dan strategi yang matang, tidak ada yang tidak mungkin.”

Acara dua hari ini telah memberikan pijakan kuat bagi Faperta Untidar untuk terus melangkah maju dengan percaya diri. Kita tunggu kabar baik selanjutnya di 2025!

Penulis : Yusnia Diniari

Kunjungan Tendik Faperta UNTIDAR ke UNPAD dan UPI: Langkah Strategis untuk Pelayanan Prima

Bandung,13-15 November 2024 – Fakultas Pertanian Universitas Tidar (Faperta Untidar) baru saja mengadakan kunjungan  ke Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Tujuannya untuk memperdalam wawasan mengenai sistem pelayanan akademik dan non-akademik yang prima. Kunjungan ini menjadi ajang pertukaran ide yang tentu tak akan dilewatkan begitu saja oleh Untidar, terutama karena Faperta Untidar sedang mematangkan program-program baru seiring dilantiknya Dekan baru, Prof. Sutrisno Hadi Purnomo, S.Pt., M.Si., Ph.D.

Di Unpad, rombongan Faperta Untidar disambut langsung oleh Dr. Ir. Meddy Rachmadi, M.P., selaku Dekan Fakultas Pertanian Unpad. Tidak hanya memperkenalkan jajaran dekanat dan tenaga kependidikan, ia juga memberikan gambaran lengkap mengenai tata kelola dan bidang kerja yang beroperasi di fakultas tersebut. Sambutan ini jelas membawa nuansa positif, seolah memberi tahu Untidar bahwa mereka sedang berada di tempat yang tepat untuk ‘mencuri ilmu’ pengelolaan fakultas yang optimal.

Lalu, giliran Prof. Sutrisno menyampaikan maksud kunjungan dari Untidar. Dengan latar belakang beliau sebagai dekan yang baru dilantik, Untidar memang sedang dalam fase dinamis, banyak rencana yang sedang dikembangkan. Prof. Sutrisno juga memaparkan tantangan unik yang dihadapi Faperta Untidar, terutama dalam mengakomodasi mahasiswa di tengah kompetisi perguruan tinggi yang ketat di Jawa Tengah.

Dr. Tri Suwarni Wahyudiningsih, Wakil Dekan Bidang 2 Faperta Untidar, turut memperkenalkan tenaga kependidikan dari Untidar. Ia menyampaikan betapa pentingnya memperdalam wawasan dalam pengelolaan tenaga kependidikan dan sistem operasional yang kredibel dan transparan, terlebih karena keterbatasan jumlah tenaga kependidikan di Untidar.

Tak berhenti pada sambutan, sesi diskusi antara Faperta Untidar dan Unpad membahas berbagai aspek  dari pengelolaan tenaga kependidikan, laboran, hingga lahan pertanian dan laboratorium yang digunakan. Bahkan, pengelolaan organisasi mahasiswa juga tak luput dari perhatian, karena memang seringkali hal ini menjadi jembatan antara mahasiswa dan fakultas.

Unpad membagikan pengalaman mereka dalam mengembangkan tata kelola yang solid dan transparan, serta beberapa tips penting untuk memaksimalkan fungsi tenaga kependidikan dengan keterbatasan sumber daya. Diskusi ini diakhiri dengan penyerahan plakat sebagai simbol penghargaan dan diakhiri dengan sesi foto bersama.

Kunjungan berlanjut ke UPI, di mana mereka disambut oleh Dekan Fakultas MIPA, Prof. Dr. H. Tatang Herman, M.Ed. Di sini, fokus pembicaraan lebih mengarah pada pelayanan akademik dan non-akademik yang sudah terintegrasi dengan teknologi. Prof. Tatang menjelaskan detail mengenai struktur organisasi, jumlah dosen dan tenaga kependidikan, serta layanan akademik yang sudah berjalan.

Bagian menarik dari kunjungan ini adalah pembahasan mengenai sistem SIAS – sistem terpadu yang dimiliki UPI untuk mendukung pelayanan kepada mahasiswa dan dosen. SIAS membantu meringankan beban tenaga kependidikan, karena sistem ini mengintegrasikan berbagai kebutuhan pelayanan akademik dan administratif ke dalam satu platform. Sangat efisien, bukan?

Dalam sesi diskusi, Prof. Tatang juga mengungkap bahwa honorarium dosen dan tenaga kependidikan di UPI dikelola melalui sistem berbasis kinerja – bukan tunjangan umum (tukin), melainkan insentif yang diberikan langsung oleh universitas.

Di tengah sesi sharing ini, Untidar dan UPI membahas pendekatan terbaik untuk memberikan layanan yang prima. Mereka bertukar pandangan mengenai tantangan di lapangan, serta bagaimana teknologi dan sistem yang terpadu bisa jadi solusi praktis. Ada rasa antusiasme yang begitu terasa ketika kedua fakultas ini mulai membahas bagaimana masing-masing menerapkan konsep pelayanan prima yang sesungguhnya.

Sebagai penutup, sesi foto bersama menandai akhir dari kunjungan yang sarat ilmu dan inspirasi ini. Kunjungan ke Unpad dan UPI bukan hanya menjadi catatan perjalanan bagi Faperta Untidar, tetapi sebuah langkah konkret untuk terus berkembang dan memberikan pelayanan terbaik bagi mahasiswanya.

Penulis : Yusnia Diniari