PENGENALAN LAHAN GAMBUT, POTENSI SUMBERDAYA BIDANG PERTANIAN LEWAT PROGRAM PRAKTISI MENGAJAR

Magelang – Senin, (8/5) Program studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Tidar berkolaborasi praktisi lewat pertukaran ilmu dan keahlian secara mendalam di Gedung dr. H. R. Suparsono, Magelang Utara. Program Praktisi Mengajar digelar dengan 3 tujuan utama. Pertama, menutup kesenjangan kompetensi lulusan baru dengan kebutuhan dunia kerja. Kedua, mendorong kolaborasi perguruan tinggi dan industri. Ketiga, mempersiapkan SDM unggul bagi Indonesia.

Kolaborasi kali ini, mengundang praktisi dari Dosen UPN Veteran Yogyakarta Prof. Ir. Ali Munawar, Ph.D. melalui mata kuliah Teknologi Pengelolaan Tanah dan Air. Ali Munawar menerangkan mengenai karakteristik lahan gambut. Lahan Gambut sendiri merupakan tanah jenuh air yang terbentuk dari endapan penumpukan sisa-sisa jaringan tumbuhan masa lampau yang melapuk dengan ketebalan lebih dari 50 cm. Lahan gambut bersifat anaerob sehingga proses humifikasi lebih lambat. Beberapa karakteristik tanah gambut dilihat dari sifat fisik mekanik yaitu semakin tebal maka akan semakin tidak subur, serta semakin mentah semakin tidak subur pula. Tanah gambut memiliki kadar air relative tinggi yaitu 10-13 kali bobot keringnya, mudah kering, dan bearing capacity (kemampuan untuk menahan akar tanaman) rendah. Tanah gambut juga memiliki Ph masam antara 3,5 – 4,5. Ketersediaan unsur hara makro dan mikro rendah, kadar asam-asam organik tinggi dan keanekaragaman hayati tanahnya rendah. Hal ini yang mengakibatkan lahan gambut mempunyai sifat dan konsekuensi : mudah amblas (subsiden), mudah kering, mudah terbakar, mudah menipis atau hilang, tingkat yirulensi, atau serangan HPT tinggi, dan tanaman keras/tahunan mudah tumbang. Oleh karena itu lahan gambut merupakan ekosistem yang khas dan rentan terhadap gangguan.

Dalam sesi diskusi, mahasiswa sangat antusias dalam memberikan pertanyaan2 menarik kepada narasumber. Salah satu pertanyaan yang diajukan mahasiswa yaitu apakah ada perlakuan khusus pada saat mengolah lahan gambut, Apakah  kendala dalam proses pengelolaan lahan gambut, dan upaya kuratif yang dapat dilakukan apabila terjadi kebakaran lahan gambut.

Hal ini langsung ditanggapi oleh Prof Ali bahwa proses pengolahan dilakukan secara bertahap sesuai dengan tipe geologi tanahnya. Beliau kemudian menjelaskan tentang klasifikasi lahan gambut berdasarkan proses pembentukan, ketebalan serta klasifikasi lainnya. Selain itu, kebakaran hutan di lahan gambut sulit dihindari sehingga dilakukan penanggulangan dengan pemadaman secara bertahap. Komponen utama pengelolaan gambut untuk pertanian meliputi drainase dan pengaturan air, persiapan lahan, ameliorasi, pemupukan, dan pengendalian OPT. Dengan pengelolaan yang tepat, lahan gambut dapat menjadi sumberdaya yang sangat besar untuk bidang pertanian, tanaman pangan, hortikultura hingga tanaman perkebunan.

Penulis : Rachmi Nurhardini

Editor : Ahmadi