PEMANFAATAN TEPUNG TAOGE UNTUK PERCEPAT KEMATANGAN GONAD IKAN BEONG RAIH GOLD MEDAL AKIA GLOBAL INVENTION LEADERS AWARD

Mahasiswa program studi Akuakultur Universitas Tidar yaitu Wahyu Utami, Tito Kurniawan, Hipit Putri Apriarsih dan Syahrul Ramadhan mencetuskan ide inovatif yaitu pemanfaatan tepung taoge untuk mempercepat kematangan gonad ikan beong. Ide inovatif ini berhasil meraih Gold Medal di ajang AKIA Global Invention Leaders Award 2021.

“Turunnya populasi ikan beong di alam dan proses pembenihan ikan beong yang cukup sulit menjadi dasar pemikiran riset kami ini. Solusinya ialah dengan memanfaatkan tauge yang diubah menjadi tepung guna mempercepat proses kematangan gonad ikan beong,” tutur Wahyu Utami selaku ketua tim. Utami menjelaskan Ikan beong (Mystus nemurus) merupakan ikan air tawar yang menjadi olahan khas Magelang. Olahan tersebut berupa mangut beong yang kini banyak peminatnya. Akan tetapi, bertambahnya peminat ikan beong tidak selaras dengan jumlah produksi. Hal ini dikarenakan masih sedikit yang membudidayakannya. Sejauh ini dalam memenuhi kebutuhan konsumsi maupun penyediaan benih untuk kegiatan pembesaran masih mengandalkan tangkapan dari alam. Dalam pengembangan budidaya ikan beong juga masih banyak terdapat kendala dan permasalahan terutama pada proses pembenihan. Salah satu cara untuk meningkatkan jumlah produksi ikan beong yaitu dengan mempercepat waktu pematangan gonad dan ovulasi melalui aplikasi nutrisi pada pakan induk. Tercetuslah ide untuk memanfaatkan tanaman tauge.

Menurut Utami tauge memiliki kandungan nutrisi yang sangat baik seperti vitamin E, vitamin C, protein, lemak, dan mineral yang dibutuhkan dalam pembentukan vitellogenin. Tauge dapat diolah menjadi tepung sebagai campuran pakan ikan yang berkualitas guna meningkatkan reproduksi ikan. “Ide inovatif pemanfaatan tepung taoge ini tentunya bertujuan agar proses pematangan gonad ikan beong (Mystus nemurus) dapat dipercepat sehingga bisa meningkatkan produksi benih ikan beong terutama di Kota Magelang. Tepung taoge sangat membantu dalam proses pematangan serta meningkatkan kualitas gonad ikan beong, membantu pembudidaya dalam meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan pasar atau konsumen, dan proses produksi ikan beong tidak bergantung pada waktu pemijahannya yang hanya dilakukan pada musim hujan,” urainya.

Untuk menyempurnakan gagasan ini, Utami dan tim harus melakukan pengujian dan pengamatan. “Kami harus melakukan uji proksimat pakan dan pengamatan pertambahan kematangan telur. Uji proksimat pakan terdiri dari uji kadar air, protein, lemak, abu, dan serat kasar. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah kandungan nutrisi dalam pakan ini sesuai dengan kebutuhkan pakan untuk induk ikan beong dalam mempercepat kematangan gonadnya. Selanjutnya untuk pengamatan pertambahan kematangan telur, diawali dengan memasukkan kanula secara hati-hati ke lubang genital induk. Setelah itu telur yang telah diambil diberi larutan transparan yaitu alkohol 95% 8 cc, formal dehid 39% 10 cc, dan asam asetan 100%  5 cc. Setelahnya melakukan pengamatan posisi inti telur dan dihitung persentase kematangan telur tahap akhir yang dapat dilihat dari posisi inti (germinal vesicle) yang berada di tepi telur,” jelas Utami.

“Semoga ide inovasi ini segera bisa diaplikasikan guna meningkatkan produksi ikan beong khususnya dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas benihnya, pungkasnya.

Sumber Utama Penulisan Berita : Humas UNTIDAR

Nugie

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *