Workshop Penyusunan POB MBKM: Menata Masa Depan Pendidikan Pertanian

Magelang, 28 November 2024, Fakultas Pertanian Untidar menggelar Workshop Penyusunan POB MBKM (Panduan Operasional Baku Merdeka Belajar Kampus Merdeka). Acara dihadiri oleh Dekan Fakultas Pertanian Untidar, Wakil Dekan 1 dan 2 Fakultas Pertanian, Ketua Jurusan dan Koordinator Program Studi di lingkungan Fakultas Pertanian Untidar, serta Gugus MBKM Fakultas Pertanian Untidar.

Workshop dimulai dengan sambutan dari Dekan Fakultas Pertanian, Prof. Sutrisno Hadi P., S.Pt., M.Si., Ph.D.. Beliau berbicara lugas tentang kondisi terkini Fakultas Pertanian, termasuk jumlah jurusan, program studi, dan posisi Fakultas dalam mendukung program MBKM. Pernyataannya menyoroti potensi besar mahasiswa pertanian untuk menjadi agen perubahan di masyarakat.

Sesi utama workshop menghadirkan narasumber dari Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Dr. Dyah Weny Respatie, S.P., M.Si., yang dikenal sebagai pakar MBKM. Dr. Dyah menjelaskan dengan detail struktur dan implementasi MBKM di Fakultas Pertanian UGM, yang mengacu pada sembilan bentuk kegiatan pembelajaran (BKP) MBKM.

Menariknya, dari sembilan BKP tersebut, enam bentuk utama seperti magang, membangun desa, kewirausahaan, penelitian, studi independen, dan pertukaran mahasiswa menjadi fokus di UGM. Namun, bukan sekadar daftar kegiatan, beliau menekankan bobot SKS, kesetaraan kegiatan, hingga penilaian yang berbasis learning outcomes sebagai inti dari MBKM.

Workshop ini juga menggali lebih dalam kebijakan MBKM Fakultas Pertanian Untidar. Mahasiswa dirancang untuk fokus pada penguasaan pengetahuan hingga semester lima. Baru pada semester enam, mereka diarahkan untuk mengembangkan keterampilan khusus dan umum melalui kegiatan MBKM.

Poin penting lainnya adalah soal mitra MBKM. Mitra harus ditentukan melalui Perjanjian Kerjasama (PKS) yang melibatkan fakultas, serta prodi harus menjamin capaian pembelajaran lulusan (CPL) tetap terpenuhi. Kurikulum pun dirancang bersama dengan mitra untuk menjamin sinergi antara dunia akademik dan industri.

Sesi penutup adalah diskusi yang penuh antusiasme. Peserta, termasuk Ketua Jurusan dan Koordinator Program Studi, tidak segan-segan bertanya dan berbagi pandangan. Beberapa pertanyaan mencakup:

Bagaimana memastikan mitra MBKM memiliki standar yang sesuai?

Apakah kebijakan internal fakultas sudah cukup fleksibel untuk mendukung mahasiswa yang ingin mengikuti MBKM?

Acara ini penting bagi Fakultas Pertanian Universitas Tidar dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Meski belum sempurna, langkah kecil seperti ini jelas menunjukkan keseriusan fakultas dalam mempersiapkan mahasiswa menghadapi tantangan global.

 “Belajar merdeka, untuk masa depan kita semua.”