Kuliah Praktisi Perdana: Etika Profesi dan Kesehatan Kerja Prodi D3 Farmasi

Hari yang penuh ilmu, tetapi juga penuh makna. Tanggal 11 dan 13 November 2024 menjadi momen spesial bagi Prodi D3 Farmasi Universitas Tidar (Untidar). Sebagai prodi yang baru saja dibuka pada tahun ajaran 2024/2025, mereka langsung tancap gas dengan mengadakan Kuliah Praktisi pada dua mata kuliah: Etika Profesi dan Perundang-undangan Kesehatan serta Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
Pada sesi pertama, panggung diisi oleh Haris Kintoko, Ketua Pengurus Daerah Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI). “Perkenalkan, saya dulu juga pernah duduk di posisi Anda semua, bingung apa yang akan terjadi setelah lulus,” begitu pembukaan Haris yang mengundang tawa kecil peserta. Beliau melanjutkan dengan berbagai cerita soal awal kariernya, dari perjuangan meniti profesi hingga pengalaman dalam organisasi farmasi.
Haris memaparkan peran etika dalam dunia farmasi, termasuk perubahan regulasi yang terus berkembang. Tidak lupa, ia mengenalkan PAFI organisasi yang menaungi para ahli farmasi di Indonesia. Haris menekankan bahwa memahami hukum di bidang kesehatan itu bukan cuma bonus skill, tapi kewajiban.
Dengan pesan cukup mengena“Supaya sukses, pengetahuan akademis itu penting, tapi tidak cukup. Kita butuh soft skill, komunikasi yang baik, manajerial yang rapi, dan tentunya etika.”


Dua hari kemudian, sesi berikutnya diisi oleh M. Zaenal, Kepala Instalasi Kesehatan Lingkungan dan K3 dari RSJ Soerojo. Ia membawa tema berat namun dikemas dengan sangat menarik yaitu kesehatan dan keselamatan kerja, khususnya di rumah sakit.
Zaenal memulai dengan menjelaskan makna lambang K3 yang sering kita lihat tetapi jarang dipahami. Lalu ia menggambarkan rumah sakit bukan hanya tempat penyembuhan, tapi juga zona risiko tinggi yaitu ada orang sehat, ada orang sakit, dan di antaranya potensi bahaya seperti infeksi atau kecelakaan kerja.
Ia mengingatkan tentang kasus-kasus serius yang kadang dianggap remeh, seperti risiko infeksi jarum suntik, termasuk HIV/AIDS. Bahaya kebakaran di rumah sakit. Bahkan ancaman penculikan pasien hal yang mungkin terdengar seperti adegan film, tetapi nyata.
Zaenal menekankan bahwa pelaksanaan K3 bukan sekadar kewajiban. Ini adalah upaya nyata untuk memastikan tempat kerja yang aman dan sehat, bebas dari penyakit, dan tentunya ramah lingkungan. Semua ini, ujarnya, ujung-ujungnya akan meningkatkan efisiensi kerja. Produktivitas naik, hidup tenang, nggak perlu deg-degan kena risiko yang seharusnya bisa dicegah.
Kuliah praktisi ini bukan hanya soal transfer ilmu, tapi juga reality check. Mahasiswa farmasi diajak berpikir lebih luas, memahami bahwa dunia kerja tidak hanya tentang teori di kampus. Harapan dari kedua narasumber jelas: ciptakan profesional farmasi yang tidak hanya pintar, tetapi juga punya integritas dan peduli keselamatan.
Sebuah awal yang luar biasa untuk Prodi D3 Farmasi Untidar. Kalau ini baru permulaan, kita semua pasti menantikan langkah-langkah besar mereka berikutnya!

Penulis : Yusnia Diniari