Workshop Kurikulum: “ReFormulasi Kurikulum Berbasis Outcome-Based Education (OBE) Fakultas Pertanian Universitas Tidar”
Di era pendidikan yang terus mengalami perkembangan pesat, permintaan masyarakat terhadap lulusan perguruan tinggi yang memiliki kompetensi yang relevan dan dapat segera diterapkan dalam dunia kerja semakin meningkat. Sebagai respons terhadap tuntutan ini, lembaga pendidikan tinggi di Indonesia sedang mengembangkan kurikulum yang berfokus pada Outcome-Based Education(OBE). Dengan menerapkan kurikulum berbasis OBE, program studi dapat memastikan bahwa para lulusan mereka memiliki keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Konsep OBE telah menjadi tren global dalam pengembangan kurikulum. Melalui penerapan kurikulum berbasis OBE, program studi di Fakultas Ilmu Budaya akan dapat mengikuti perkembangan terbaru dalam dunia pendidikan dan memastikan bahwa metode pengajaran dan pembelajaran yang diterapkan tetap efektif dan relevan.
Sebagai langkah dalam menerapkan kurikulum berbasis OBE, Fakultas Pertanian UNTIDAR sukses mengadakan kegiatan Workshop Kurikulum Outcome-Based Education (OBE) dan Pemantapan Kurikulum pada tanggal 15 November 2023 di Gedung Kuliah Terpadu Kampus Sidotopo. Workshop ini merupakan bagian dari usaha untuk memberikan panduan kepada program studi di Faperta UNTIDAR dalam merancang kurikulum berbasis OBE yang efektif dan sesuai dengan perkembangan terkini. Kegiatan ini dihadiri oleh Dosen di lingkungan Fakultas pertanian, dengan Agenda Kegiatan :
- Pemaparan Kurikulum Outcome Based Education (OBE) oleh Prof. Dr. Sarwanto, S.Pd., M.Si. dari UNS Surakarta.
- Pemaparan Kurikulum Program Studi Agroteknologi oleh Koorprodi Agroteknologi dengan Narasumber Dr. Muji Rahayu, S.P., M.P. dari UNS Surakarta.
- Pemaparan Kurikulum Program Studi Peternakan oleh Koorprodi Peternakan dengan Narasumber Prof. Ir. Mukh Arifin, M.Sc., Ph.D. dari Undip Semarang.
- Pemaparan Kurikulum Program Studi Akuakultur oleh Koorprodi Akuakultur dengan Narasumber Prof. Dr. Dedi Jusadi dari IPB Bogor.
Dalam sesi workshop, narasumber secara detail menjelaskan bahwa penilaian kualitas perguruan tinggi seringkali terkait dengan kualitas dan kompetensi lulusannya. Industri dan sektor kerja membutuhkan lulusan yang memiliki keterampilan, namun saat ini lulusan perguruan tinggi sering dinilai berdasarkan daftar nilai atau transkrip akademis. Oleh karena itu, seorang lulusan tidak hanya perlu memiliki ijazah dan catatan akademis, tetapi juga perlu memiliki daftar kompetensi yang terukur. Sebagai contoh, perusahaan terkemuka seperti Google saat ini merekrut karyawan tanpa persyaratan ijazah, fokus pada penilaian kompetensi yang dimiliki oleh calon karyawan.
Untuk menciptakan lulusan yang memiliki kompetensi yang unggul, diperlukan proses pendidikan yang berkualitas. Proses ini erat kaitannya dengan metode pembelajaran yang diimplementasikan, dan inilah salah satu alasan di balik pengembangan kurikulum Outcome-Based Education (OBE). OBE adalah sistem pendidikan yang menitikberatkan pada pencapaian hasil pembelajaran, di mana fokusnya tidak hanya pada materi yang diajarkan tetapi juga pada pencapaian hasil. Dengan kata lain, kurikulum ini menekankan kelangsungan pembelajaran yang inovatif, efektif, dan interaktif, sehingga siswa dapat mengembangkan keterampilan baru yang mempersiapkan mereka secara global.
Sistem pembelajaran tradisional terbatas pada satu kriteria, yaitu penguasaan pengetahuan. Sementara OBE mencakup kriteria ganda, melibatkan penguasaan pengetahuan dan keterampilan. Langkah-langkah yang perlu diambil melibatkan: 1. Menyampaikan kepada dosen dan mahasiswa bahwa penilaian tidak hanya melibatkan penguasaan pengetahuan tetapi juga keterampilan. 2. Dosen tidak hanya mengajar untuk menyampaikan pengetahuan, melainkan juga untuk mengembangkan keterampilan individu setiap mahasiswa. 3. Penilaian harus terukur dan bersifat reliable.
Penulis : Netta Meridianti Putri, Editor : Mukhodimin.