PRODI AGRIBISNIS GELAR LOKAKARYA UNDANG STAKEHOLDER TINJAUAN KURIKULUM
Magelang – Selasa (23/5) Fakultas Pertanian telah melakukan lokakarya secara hibryd membahas tinjauan struktur kurikulum prodi baru Agribisnis yang akan berjalan semester depan. Lokakarya ini dihadiri oleh 6 dosen Agribisnis dan beberapa dosen dari prodi lain. Turut hadir dalam kegiatan ini sebagai nara sumber dari Duta Petani Milenial Young Ambassador di Yess Programme CEO CIPTA VISI GROUP Rayndra Syahdan Mahmudin, S.ST., M.MA. dan Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Magelang Ade Sri Kuncoro Kusumaningtyas, S.P., M.MA.
Dr. Ir. Joko Sutrisno, M.P., Dekan Fakultas Pertanian, menyampaikan terima kasih kepada tim penyusun. “Silahkan bapak dan ibu yang hadir dapat memberi masukan, sehingga rancangan kurikulum ini akan semakin baik. Kurikulum merupakan salah satu persyaratan penting untuk pembukaan Prodi Agribisnis. Harapannya, kurikulum dirancang agar mahasiswa lulus tepat waktu, sehingga mahasiswa bisa lulus saat semester 7 atau 8.” ungkap Joko Sutrisno.
Rancangan kurikulum prodi baru ini dipaparkan oleh salah satu dosen Agribisnis, Wike Oktasari, S.P, M.Sc., “Prodi Agribisnis sudah mendapatkan izin pembukaan pada bulan Februari 2023. Diharapkan mahasiswa prodi Agribisnis bisa menyelesaikan kuliah tepat waktu pada semester 7 atau 8. Semester 1-5 mahasiswa belajar mata kuliah wajib, semester 6-7 mahasiswa mengambil mata kuliah pilihan atau MBKM. Ada 9 jenis MBKM yang nantinya akan ditawarkan dalam prodi Agribisnis.”
Sementara Rayndra Duta Petani Milenial memberikan masukan agar kurikulum agribisnis lebih banyak praktik dan mengamati kondisi real yang ada dalam masyarakat. Mahasiswa perlu dibekali mengenal potensi wilayah berupa kearifan lokal, berlatih berkomunikasi dengan pihak yang terkait, lebih banyak menganalisis, dan memecahkan masalah. Kegiatan praktik dalam mata kuliah koperasi dan kelembagaan perlu ditambahkan karena pengalaman dan ilmu harus berjalan sejajar. Adanya mata kuliah tentang bisnis plan juga penting pada zaman sekarang, hal ini bisa melalui canva, youtube, tiktok, maupun media sosial lainnya untuk menaikkan branding.”
Menurut Ade, “Mengelola SDM Manajemen harusnya diberikan diawal-awal semester”. Bisa dilihat dari isu-isu strategis yang terjadi di masyarakat dengan banyaknya petani bubar dengan alasan manajemen SDM, latahnya petani dalam menanam komoditas seperti harga mahal mereka berbondong-bondong menanam. Selain itu lahan pertanian yang semakin berkurang khususnya di Magelang yang banyak berubah menjadi tempat pariwisata, mengingat Magelang adalah wilayah agribisnis, subsidi pupuk yang berkurang, serta banyaknya usaha kuliner dan kafe tetapi kurangnya pemasok untuk bahan bakunya.
Penulis : Rachmi Nurhardini, Editor : Ahmadi – (Humas Faperta)