Himagro Untidar Sukses Menggelar Agroschooling 2019
Magelang – HIMAGRO UNTIDAR baru baru ini sukses menyelenggarakan Agroschooling, tahun ini Himagro mengusung tema “Sinau Bareng Tani” yang diselenggarakan pada 04-06 November 2019 di Dusun Dukuh Desa Sumberejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. Adapun Rangkaian acara Agroschooling kali ini adalah Belajar Dunia Pertanian Bersama Petani Secara Langsung untuk Mahasiswa. Acara ini dipandu oleh Khabibatuzzakiyah dan Nurul Diah Rahmawati keduanya merupakan mahasiswa semester 3 dan 5 program studi Agroteknologi. Pembukaan acara dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Setelah itu, dilanjutkan dengan sambutan dari ketua pelaksana Agroschooling 2019 Ganesha Ucha Faradhita mahasiswa semester 3 program studi Agroteknologi Fakultas Pertanian, dilanjut dengan sambutan dari ketua HIMAGRO UNTIDAR kabinet Helianthus annuus Widianto Wahyu Nugroho dan terakhir sambutan dari Bapak Siyono selaku ketua kelompok tani di Dusun Dukuh Desa Sumberejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang.
Pada hari kedua, peserta mengikuti kegiatan petani yang ditempatinya dari kegiatan sehari-hari sampai kegiatan yang berhubungan dengan pertanian. Sebagian besar peserta ke lahan untuk ikut mengolah tanah, mencabut sisa-sisa pertanian dan panen. Selanjunya pada sore hari dan malamnya, peserta dipersilahkan untuk memaparkan apa saja yang dilakukannya sejak pagi serta memberikan kesan dan pesannya mengenai Agroschooling kali ini, acara ini dipandu oleh Owen Distyan Pusponegoro dan Fahni Mulya mahasiswa semester 3 program studi Agroteknologi. Kegiatan terakhir ada game yang dipandu oleh Rosita Sabila mahasiswa semester 3 program studi Agroteknologi. Setelah itu, para peserta kembali kerumah petani untuk istirahat dan menyiapkan dirinya untuk acara esok hari.
Gambar 1. Praktik sambung pucuk tanaman kentang
Pada Minggu pagi para peserta dan panitia melakukan senam pagi, seminar dengan tema Pertanian Organik yang disampaikan oleh Bapak Eka Manunggal dari Mutiara Organik. Materi yang disampaikan berupa budidaya tanaman secara organik dimulai dari pengolahan tanah, penyemaian, penanaman, pengairan, perawatan dan pasca panen. Pascapanen yang dilakukan berupa pencucian, penyortiran, pengemasan, pemasaran, dan masalah pembayaran. Acara berikutnya adalah penyampaian materi dan pelatihan sambung pucuk oleh Bapak Siyono dari Ngesti Subur. Bapak Siyono menjelaskan alasan dari dilakukannya sambung pucuk untuk tanaman kentang di Ngablak ini karena tanaman kentang membutuhkan biaya yang sangat banyak untuk budidayanya, memiliki resiko kegagalan yang besar juga dalam bibit, cuaca, dan rawan terhadap penyakit, dan membutuhkan pestisida dalam jumlah yang banyak. Sehingga membutuhkan modal yang besar untuk itu semua, maka dari itu munculah inovasi sambung pucuk untuk tanaman kentang untuk meminimalisir segala kerugian dan mendapatkan keuntungan. Setelah semua rangkaian acara terselesaikan, acara ditutup dan diakhiri dengan foto bersama. (Himagro/Ahm, 2019)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!