Laporan Khusus FIND4S DI BELGIA; Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Untidar Ikut Benchmarking Sistem Pangan Berkelanjutan di Eropa

Gent, 14 Mei 2025 — Dalam semangat kolaborasi global, tim FIND4S Universitas Tidar turut ambil bagian dalam kegiatan “Benchmarking on the State-of-the-Art of European Food System Sustainability” di KU Leuven (Kampus Gent), Belgia. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian program FIND4S (Enhancing Higher Education Capacity for Sustainable Data Driven Food Systems in Indonesia) yang sudah memasuki bulan ke-7 sejak resmi diluncurkan pada November 2024 lalu.

Study visit yang berlangsung pada 13–22 Mei 2025 ini diikuti oleh 13 dosen dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, termasuk dari Untidar yang diwakili oleh Pradipta Bayuaji Pramono, S.Pt., M.Sc. selaku Koordinator Prodi S1 Teknologi Pangan, serta Muhammad Iqbal Fanani Gunawan, S.T.P., M.Si. selaku Kepala Laboratorium Gizi, Teknologi Pangan, dan Farmasi.

Hari pertama diisi dengan tiga sesi workshop yang cukup padat namun menggugah.

Dr. Ir. Satyajeet Bonsale dari Department of Chemical Engineering KU Leuven membawakan materi bertajuk “Computational Food Science and Technology”.

Malgorzata Korzeniowska, Ph.D., menyajikan topik yang memantik diskusi “Meat – to eat or not to eat?”.

Di sesi terakhir, Prof. dari Department of Environmental and Life Sciences, Wroclaw University (Polandia) mengangkat isu penting tentang toksin bakteri dalam pangan dan cara pencegahannya.

Topik-topik ini bukan hanya aktual, tetapi juga membuka perspektif baru dalam pengembangan sistem pangan berkelanjutan di Indonesia.

“Materi tentang MATLAB Primer sangat menarik, terutama sebagai fondasi keilmuan yang nantinya bisa diintegrasikan dalam praktik pangan berkelanjutan,” ungkap Iqbal.

Senada, Bayu menambahkan, “Setiap sesi dalam workshop ini sangat mungkin kami padukan dengan proses pembelajaran di kelas. Ini bagian dari kontribusi nyata kampus untuk mendukung pangan berkelanjutan.”

Selain sesi materi, rombongan peserta juga dijadwalkan mengunjungi berbagai laboratorium riset pangan serta bertemu dengan perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Belgia. Interaksi ini diharapkan memperluas jaringan serta membuka peluang kerja sama antarnegara, baik di bidang riset maupun pendidikan.

Kehadiran Untidar dalam program FIND4S menegaskan bahwa kerja sama internasional di bidang pendidikan bukan lagi sekadar impian tapi kenyataan yang terus tumbuh. Karena ilmu tak kenal batas, dan masa depan pangan berkelanjutan butuh lebih dari sekadar teori lokal. Butuh sinergi global. Butuh langkah nyata lintas benua.

Dan di antara langkah itu, Untidar sudah mulai berjalan.