FAKULTAS PERTANIAN TAMPILKAN DRAMA BERJUDUL “SENJA PERTANIAN” DALAM PENTAS SENI DIES NATALIS KE-3 UNTIDAR
Magelang- Pada malam puncak perayaan dies natalis ke-3 Universitas Tidar, Universitas Tidar mengadakan malam pentas seni dimana dalam acara tersebut setiap fakultas menampilkan pertunjukan seni. Acara tersebut merupakan acara rutin dalam dies natalis Universitas Tidar yang jatuh pada tanggal 1 April. Dalam kesempatan tersebut Fakultas Pertanian Universitas Tidar ikut serta dalam perayaan puncak dengan menampilkan drama satu babak berjudul “Senja Pertanian” yang diangkat dari pengalaman beberapa mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Tidar.
Drama tersebut diperankan oleh mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Tidar yang rata-rata adalah mahasiswa semester 2 dan beberapa anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian. Para pemeran di antaranya Indri, Yulia, Arina, Anisa, Lutfi, Afrilia, Ina,Yoda, Desi, Peni, Wido, Ayu, Tiyo, Rouf, Natasha, Sutan, Vatjar, Upik, Wahyu, Sity, Cahyo, dan Umam. Drama ini dipentaskan di Auditorium Universitas Tidar pada 1 April 2017 pukul 20.00 WIB.
Gb. 1 Penampilan mahasiswa fakultas pertanian UNTIDAR
Gb 2. Foto bersama pemeran drama dan dekan fakultas pertanian
Drama satu babak ini terinspirasi dari berbagai kejadian yang dikemas menjadi sebuah cerita singkat. Jalan cerita drama ini diharapkan mampu dimengerti oleh penonton, yang terdiri dari berbagai kalangan baik dari pihak rektorat, dosen, maupun mahasiswa. Naskah ditulis dan disutradarai oleh mahasiswa Fakultas Pertanian, David Robinson Gultom. “Cerita ini merupakan gabungan dari beberapa cerita teman-teman di Fakultas Pertanian, dan juga menggambil potret pertanian di Indonesia” ujar David.
Pesan yang ingin disampaikan melalui drama ini adalah jangan pernah kita malu untuk bertani dan jangan pernah meninggalkan pertanian jika tak mau terjadi kelaparan. Sadar tidak sadar hampir semua bahan pangan berasal dari pertanian. Indonesia adalah negara Agraris jangan hanya julukan semata, pertanian kita semakin merosot karena petani kita sudah tua dan tak ada yang menggantikannya, kita negara pertanian mengapa kita mengimpor beras bahkan garam juga dari negara lain? Jangan salahkan petani namun tanyakan pada diri kita mengapa ini bisa terjadi?, jangan malu bertani jika masih mau makan nasi! Ayo bangun fajar baru pertanian Indonesia! (BEM-FP/Mrl/Ahm).
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!