Dosen Faperta Mengikuti Pelatihan Analis Sensori Pangan dan Sertifikasi Skema Food Sensory Analyst di IPB Training Bogor

Dari tanggal 17 hingga 20 September 2024, lima dosen dari Fakultas Pertanian Universitas Tidar (UNTIDAR) mengikuti pelatihan Analis Sensori Pangan di Institut Pertanian Bogor (IPB). Para peserta ini berasal dari program studi Gizi dan Teknologi Pangan, yaitu Farida, S.Gz., M.P.H., Muhammad Iqbal Fanani Gunawan, S.T.P., M.Si., Rahayu Wulan, S.Si., M.Si., Soraya Kusuma Putri, S.T.P., M.Sc., dan Martha Arum Nugraheni, S.T.P., M.Gz.

Selama empat hari, para dosen ini mendapatkan pelatihan intensif dari para ahli dan dosen senior Prodi Ilmu Gizi, Fakultas Ekologi Manusia, IPB University. Materi yang disampaikan mencakup definisi dan urgensi uji sensori serta perannya dalam pengendalian mutu pangan, penentuan ambang batas, dan pengenalan lima rasa, warna, dan tekstur dasar. Selain teori, mereka juga melakukan praktik langsung, seperti seleksi panelis terlatih dengan Ishihara test, uji rasa dasar, uji aroma dasar, dan uji intensity rating.

Pada hari kedua, mereka mempelajari metode dan pembuatan form analisis untuk Affective test, yang meliputi uji rating (acceptance test) dan uji ranking (preference test). Materi ini membantu dalam menentukan apakah suatu produk pangan disukai atau tidak. Selain itu, mereka juga belajar tentang Descriptive test dengan praktik Quantitative Descriptive Analysis (QDA), yang berfungsi untuk mengkuantifikasi deskripsi atribut sensori khusus pada suatu produk pangan. Salah satu dosen berkomentar, “Ternyata, mendeskripsikan rasa itu lebih sulit daripada mendeskripsikan perasaan!”

Hari ketiga, mereka mempelajari metode dan pembuatan form analisis untuk Difference test, yang berguna untuk membedakan produk pangan secara keseluruhan. Praktik yang dilakukan termasuk uji duo trio dan uji segitiga, yang penting saat mengembangkan produk baru yang tidak ingin berbeda signifikan dengan produk awal. Mereka juga mempelajari uji kompetensi persiapan sampel produk analisis sensori dengan mengedepankan Good Manufacturing Practices (GMP). Setelah itu, mereka belajar tentang pengolahan data uji sensori. Hari ketiga ditutup dengan penutupan pelatihan, posttest dengan Quizziz, dan pemberian penghargaan.

Hari keempat diakhiri dengan serangkaian uji kompetensi sertifikasi skema food sensory analyst oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan. Uji kompetensi dimulai dengan ujian tertulis berupa soal esai sebanyak tujuh soal. Selanjutnya, mereka bertindak sebagai panel leader yang melakukan serangkaian prosedur dalam penyajian sampel, dilanjutkan dengan analisis statistik hasil uji sensori. Uji terakhir adalah wawancara dengan asesor, yang berisi tentang materi yang didapatkan selama tiga hari, serta bagaimana membaca hasil analisis statistik dalam uji sensori.

Pelatihan ini tidak hanya menambah pengetahuan dan keterampilan para dosen, tetapi juga memberikan pengalaman yang menyenangkan dan penuh tawa. Dengan bekal ini, mereka siap untuk menerapkan ilmu yang didapatkan dalam pengajaran dan penelitian di kampus. Seperti yang dikatakan salah satu dosen, “Pelatihan ini seperti makanan lezat, semakin dinikmati, semakin terasa manfaatnya!”

Penulis : Yusnia Diniari