DISKUSI DENGAN DIREKTUR PASKOMNAS, “DOSEN DAN MAHASISWA PERLU BELAJAR KE PASAR INDUK”
Fakultas Pertanian Universitas Tidar mengundang Ir. Soekam Parwadi, Direktur Paskomnas (Pasar Komoditi Nasional) untuk diskusi dengan tema “Peluang Pengembangan Bisnis Pertanian: Mencetak Petani Sarjana”, pada hari Kamis, 12 Oktober 2023.
Kegiatan yang berlangsung di ruang rapat trapesium kampus sidotopo ini dihadiri oleh jajaran pimpinan fakultas mulai dari dekan, wakil dekan, kajur, koorprodi dan ketua gugus yang ada di lingkungan Fakultas Pertanian Universitas Tidar.
Acara dibuka dengan sambutan Dekan Faperta, Ir. Joko Sutrisno, M.P. yang memperkenalkan profil faperta Untidar. Kemudian dilanjutkan Narasumber Ir. Soekam Parwadi yang mengawali juga dengan apa itu paskomnas, visi misi dan tujuan dibentuknya paskomnas.
Paskomnas adalah grup perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan jaringan Pasar Induk. Dengan jaringan pasar induknya, Paskomnas menghadirkan layanan penjualan dan distribusi sayuran dan buah berkualitas secara offline dan online, yang membawa manfaat besar bagi para petani Indonesia dan pelaku usaha kuliner Indonesia.
Pasar induk Paskomnas berdiri sejak tahun 2000, dan pada tahun 2009 berbadan hukum Perseroan Terbatas PT. Pasar Komoditas Nasional (PT. PASKOMNAS) Indonesia. Sampai saat ini Paskomnas memiliki pasar induk di Pasar Induk Jakabaring Palembang, Pasar Induk Tanah Tinggi Tangerang, Pasar Induk Osowilangun Surabaya, dan Pasar Induk Sidotopo Surabaya. Dalam visinya Paskomnas akan mengembangkan jaringan pasar induknya ke kota-kota besar di Indonesia.
Ir. Soekam Parwadi, bertanya “apakah ada yang pernah ke pasar induk?” menurutnya bahwa Dosen dan Mahasiswa perlu belajar ke pasar induk, untuk mengetahui bagaimana harga terbentuk karena sebagai pasar induk, Paskomnas menduduki channel pertama dari saluran distribusi produk sayur dan buah, sekaligus memastikan perolehan harga yang paling kompetitif. Paskomnas Indonesia merupakan pusat pembentuk harga, sumber informasi pasar, melayani pemasok, melayani pasar eceran.
Pada diskusi kali ini, dipaparkan pula terkait peta jalan mahasiswa dalam klaster pertanian terutama untuk prodi Agribisnis selama 5 tahun kuliah yang sistematis. Pada tahun pertama, adalah masa orientasi, meraba teman dan membangun grup (pre-grouping/klaster). Pada tahun kedua adalah grouping/klaster, mahasiswa diharapkan paham pasar, proses produksi, pasca panen, dan agroindustry (plan bisnis klaster). Pada tahun ketiga adalah produk masuk pasar, dengan branded, kontinyu dan berdaya saing (pemain utama dipasar). Tahun keempat adalah luaskan bisnis, dengan inovasi, speed dan leader (juara dipasar). Tahun kelima adalah bisnis, dengan akses kredit, dirikan pabrik dan kuasi pasar dengan target pendapatan Rp. 25 juta/bulan. Setelah itu baru kemudian lulus dan menikah. Hal ini sesuai dengan tujuan usaha pertanian yaitu kesejahteraan keluarga petani modern. Dengan kebutuhan untuk hidup wajar saat ini adalah 24 juta per bulan.
Untuk pengembangan usaha pertanian, arahan Presiden 2019-2024 adalah korporasikan petani dan nelayan. Dengan standar pelaksanaannya adalah UU No. 22 Tahun 2019 tentang sistem budidaya pertanian berkelanjutan, bahwa korporasikan petani dengan lembaga bisnis formal, integrasi jaringan internal dan eksternal, computerized, internet of thinks, big data dan transmisi data, otomatis, digital system, dan komersial (berorientasi pasar).
Proses pengembangan usaha dimulai dari pasar, termasuk pasar domestik dan ekspor, dengan kurasi produk penekanan pada kualitas produk yang bermutu, kemasan yang menarik, branding, sertifikat P-IRT, sertifikat halal, serta ketekunan dan daya saing produk.
Arahan dari Presiden bahwa petani diharapkan perlu keluar dari aktivitas on farm menjadi off farm, diharapkan membangun tata hubungan terintegrasi hulu ke hilir inclusive closed loop yang terbukti meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani. Membentuk kawasan atau klaster komoditi dengan manajernya adalah Petani Sarjana.
Beberapa komoditi pangan nasional adalah bawang merah, cabai, alpukat, melon dan semangaka. Ada lebih dari 100 item komoditi di pasar. “Untidar mempunyai lahan pertanian seperti di mertoyudan yang dekat dengan rumah saya, itu harus dimanfaatkan dan tanaman yang cocok di daerah Magelang adalah tanaman holtikultura seperti cabai, ini juga untuk mendukung komoditi pangan Nasional.” kata Ir. Soekam Parwadi.
Penulis : Netta Meridianti Putri, Editor : Mukhodimin.