Praktikum Lapang Mata Kuliah Aquaculture Engineering: Mengamati Konstruksi Kolam/Tambak dari Kegiatan Pembesaran dan Pembenihan Komoditas Budidaya

Mahasiswa Prodi Akuakultur Fakultas Pertanian UNTIDAR, peserta Mata Kuliah Aquaculture Engineering mengikuti kuliah lapang pada Jum’at, 1 Desember 2023 di BBPBAP Jepara. Fokus kegiatannya adalah mengamati konstruksi kolam/tambak dari kegiatan pembesaran dan pembenihan komoditas budidaya. Kegiatan diawali dengan sambutan dari Bapak Muh. Azril, M.Sc, sebagai dosen pengampu mata kuliah Aquaculture Engineering. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak BBPBAP Jepara atas penerimaan kunjungan mahasiswa Akuakultur Universitas Tidar untuk melaksanakan praktikum lapang. Harapannya, kerjasama yang baik ini dapat memungkinkan kegiatan serupa berlangsung setiap tahun.

Penyampaian materi pertama oleh Bapak Supito, selaku Kepala BBPBAP Jepara, berkaitan dengan pengembangan kompetensi. Seluruh mahasiswa program studi Akuakultur diharapkan memperoleh kompetensi di sektor perikanan guna meningkatkan keterampilan mereka, sehingga mampu bersaing secara nasional maupun internasional dalam dunia kerja. Di samping itu, diharapkan pula bahwa mahasiswa dapat aktif dalam kegiatan berorganisasi dan berkontribusi pada masyarakat. Materi selanjutnya disampaikan oleh Bapak Amri yang mencakup aspek manajemen budidaya, khususnya dalam konteks pembesaran udang. Materi diberikan penekanan pada variasi wadah budidaya yang berbeda, seiring dengan penggunaan teknologi yang bervariasi.

Kegiatan berlanjut dengan praktikan melakukan observasi pada pembenihan udang. Di hatchery, dijelaskan detail mengenai konstruksi yang terdapat di dalamnya, termasuk jenis wadah dan fungsinya. Unit berikutnya yang dikunjungi adalah apartemen kepiting, di mana para praktikan mengamati konstruksi wadah budidaya kepiting yang tersusun secara vertikal, dengan tujuan untuk menghemat ruang dan meningkatkan efisiensi dalam pengamatan pertumbuhan kepiting. Setelah mengunjungi lokasi pembenihan udang dan apartemen kepiting, praktikan melanjutkan perjalanan menuju tambak bandeng dan tambak millenial untuk melaksanakan pengambilan data praktikum. Di area tambak millenial, praktikan dikelompokkan dan dibimbing oleh pendamping lapang masing-masing. Mereka terlibat dalam diskusi dengan pendamping lapang mengenai konstruksi dan kegiatan budidaya yang terdapat di area tambak millenial tersebut.

Penulis : Netta Meridianti Putri, Editor : Mukhodimin.

DOSEN DAN MAHASISWA PRODI TEKPANG UNTIDAR MENDUKUNG PEMBERDAYAAN KELOMPOK WANITA TANI DI DESA GANDUSARI MELALUI EDUKASI PEMBUATAN SIRUP TOMAT DAN TORAKUR(Tomat Rasa Kurma)

MAGELANG – Kelompok Wanita Tani “Permai Tani” menjadi mitra dalam kegiatan edukasi pelatihan dan pendampingan pembuatan  sirup tomat dan torakur yang dilaksanakan oleh Dosen dan Mahasiswa dari Prodi Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Tidar, Kamis (16/11/2023) di Dusun Grenjeng, Desa Gandusari, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang.

Desa Gandusari merupakan Desa yang memiliki lahan pertanian yang memiliki produk utama tomat. Sebagai desa dengan produksi tomat yang melimpah, Desa Gandusari menghadapi tantangan dalam menjual tomatnya dalam bentuk mentah karena harga jualnya cenderung rendah. Dengan mengolah tomat menjadi produk lain seperti sirup tomat dan tomat rasa kurma, diharapkan nilai jual produk pertanian mereka dapat meningkat. Melalui proses pengolahan ini juga diharapkan para anggota Kelompok Wanita Tani “Permai Tani” dapat memahami pengolahan tomat menjadi produk yang memiliki nilai jual yang tinggi. Dosen dan mahasiswa berharap bahwa peningkatan nilai jual produk tersebut dapat memberikan dampak positif secara ekonomi bagi masyarakat Desa Gandusari, dan memperluas kesempatan untuk meraih pendapatan yang lebih baik dari usaha pertanian mereka.

Kegiatan edukasi pembuatan sirup tomat dan torakur diawali dengan sambutan dari bapak Mustofa Kamil Selaku Lurah Desa Gandusari, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang. Beliau menyampaikan “Terimakasih kepada pihak Universitas Tidar yang telah mengadakan pengabdian di desa kami, khususnya kepada Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian. Semoga melalui acara ini, ibu-ibu dari Kelompok Wanita Tani bisa belajar banyak dari mas-mas dan juga mbak-mbak semua. Seperti yang kita tahu, makanan yang diolah akan memiliki nilai jual yang lebih tinggi apalagi jika dikemas dengan sedemikian rupa akan memberikan nilai tambah, melalui pembuatan torakur dan sirup tomat ini diharapkan ibu-ibu bisa mengolah tomat yang sudah dipetik bisa dijual dengan harga yang lebih tinggi daripada menjual tomat yang belum diolah”.

Pada saat kegiatan edukasi ini dimulai, anggota Kelompok Wanita Tani “Permai Tani” sangat antusias dalam mendengarkan dan memperhatikan rangkaian kegiatan dan materi mengenai pembuatan tomat rasa kurma dan juga sirup tomat, yang disampaikan oleh Soraya Kusuma Putri, S.T.P., M.Sc selaku Dosen Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Tidar dan Ketua Pengabdian Kepada Masyarakat pada kegiatan ini. Acara dilanjutkan dengan demonstrasi prosedur pembuatan sirup tomat dan torakur oleh mahasiswa sambil dijelaskan mengenai detail proses dan bahan bahan tambahan yang digunakan. Ibu Soraya Kusuma Putri, S.T.P., M.Sc. menjelaskan juga tentang manfaat bahan-bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan sirup tomat seperti asam nitrat, asam benzoat, CMC (Carboxy Methyl Cellulose) dan gula. Untuk pembuatan torakur membutuhkan bahan yang lebih sederhana, yaitu hanya kapur sirih dan gula. Dengan memahami peran masing-masing bahan ini dalam pembuatan sirup tomat dan torakur, ibu-ibu anggota Kelompok Kelompok Tani diharapkan dapat mengaplikasikan pengetahuan ini secara efektif dalam proses pembuatan sirup tomat dan torakur mereka, sehingga menghasilkan produk yang berkualitas dan aman untuk dikonsumsi. Berdasarkan edukasi pembuatan sirup buah tomat dan torakur, terlihat bahwa anggota Kelompok Wanita Tani “Permai Tani” dapat memahami materi yang disampaikan dengan baik dan sangat antusias dalam memperhatikan materi sehingga kondisi edukasi  pembuatan sirup tomat dan torakur dapat berjalan dengan baik dan kondusif.

Pada akhir kegiatan ini, dilakukan review kembali oleh Bapak Muhammad Iqbal Fanani Gunawan, S.T.P., M.Si. dan Ibu Rahayu Wulan, S.Si., M.Si. selaku Dosen Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Tidar. Beliau menjelaskan kembali prosedur pembuatan sirup tomat dan torakur serta berbagai bahan bahan tambahan yang digunakan beserta fungsinya. Sebagai penutup, Ibu Chosiyah selaku Sekretaris Kelompok Wanita Tani “Permai Tani”  menyampaikan  “Semoga dengan kegiatan pelatihan ini kita dapat memajukan kelompok tani kita”.

Penulis : Netta Meridianti Putri, Editor : Mukhodimin.

Workshop Kurikulum: “ReFormulasi Kurikulum Berbasis Outcome-Based Education (OBE) Fakultas Pertanian Universitas Tidar”

Di era pendidikan yang terus mengalami perkembangan pesat, permintaan masyarakat terhadap lulusan perguruan tinggi yang memiliki kompetensi yang relevan dan dapat segera diterapkan dalam dunia kerja semakin meningkat. Sebagai respons terhadap tuntutan ini, lembaga pendidikan tinggi di Indonesia sedang mengembangkan kurikulum yang berfokus pada Outcome-Based Education(OBE). Dengan menerapkan kurikulum berbasis OBE, program studi dapat memastikan bahwa para lulusan mereka memiliki keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Konsep OBE telah menjadi tren global dalam pengembangan kurikulum. Melalui penerapan kurikulum berbasis OBE, program studi di Fakultas Ilmu Budaya akan dapat mengikuti perkembangan terbaru dalam dunia pendidikan dan memastikan bahwa metode pengajaran dan pembelajaran yang diterapkan tetap efektif dan relevan.

Sebagai langkah dalam menerapkan kurikulum berbasis OBE, Fakultas Pertanian UNTIDAR sukses mengadakan kegiatan Workshop Kurikulum Outcome-Based Education (OBE) dan Pemantapan Kurikulum pada tanggal 15 November 2023 di Gedung Kuliah Terpadu Kampus Sidotopo. Workshop ini merupakan bagian dari usaha untuk memberikan panduan kepada program studi di Faperta UNTIDAR dalam merancang kurikulum berbasis OBE yang efektif dan sesuai dengan perkembangan terkini. Kegiatan ini dihadiri oleh Dosen di lingkungan Fakultas pertanian, dengan Agenda Kegiatan :

  1. Pemaparan Kurikulum Outcome Based Education (OBE) oleh Prof. Dr. Sarwanto, S.Pd., M.Si. dari UNS Surakarta.
  2. Pemaparan Kurikulum Program Studi Agroteknologi oleh Koorprodi Agroteknologi dengan Narasumber Dr. Muji Rahayu, S.P., M.P. dari UNS Surakarta.
  3. Pemaparan Kurikulum Program Studi Peternakan oleh Koorprodi Peternakan dengan Narasumber Prof. Ir. Mukh Arifin, M.Sc., Ph.D. dari Undip Semarang.
  4. Pemaparan Kurikulum Program Studi Akuakultur oleh Koorprodi Akuakultur dengan Narasumber Prof. Dr. Dedi Jusadi dari IPB Bogor.

Dalam sesi workshop, narasumber secara detail menjelaskan bahwa penilaian kualitas perguruan tinggi seringkali terkait dengan kualitas dan kompetensi lulusannya. Industri dan sektor kerja membutuhkan lulusan yang memiliki keterampilan, namun saat ini lulusan perguruan tinggi sering dinilai berdasarkan daftar nilai atau transkrip akademis. Oleh karena itu, seorang lulusan tidak hanya perlu memiliki ijazah dan catatan akademis, tetapi juga perlu memiliki daftar kompetensi yang terukur. Sebagai contoh, perusahaan terkemuka seperti Google saat ini merekrut karyawan tanpa persyaratan ijazah, fokus pada penilaian kompetensi yang dimiliki oleh calon karyawan.

Untuk menciptakan lulusan yang memiliki kompetensi yang unggul, diperlukan proses pendidikan yang berkualitas. Proses ini erat kaitannya dengan metode pembelajaran yang diimplementasikan, dan inilah salah satu alasan di balik pengembangan kurikulum Outcome-Based Education (OBE). OBE adalah sistem pendidikan yang menitikberatkan pada pencapaian hasil pembelajaran, di mana fokusnya tidak hanya pada materi yang diajarkan tetapi juga pada pencapaian hasil. Dengan kata lain, kurikulum ini menekankan kelangsungan pembelajaran yang inovatif, efektif, dan interaktif, sehingga siswa dapat mengembangkan keterampilan baru yang mempersiapkan mereka secara global.

Sistem pembelajaran tradisional terbatas pada satu kriteria, yaitu penguasaan pengetahuan. Sementara OBE mencakup kriteria ganda, melibatkan penguasaan pengetahuan dan keterampilan. Langkah-langkah yang perlu diambil melibatkan: 1. Menyampaikan kepada dosen dan mahasiswa bahwa penilaian tidak hanya melibatkan penguasaan pengetahuan tetapi juga keterampilan. 2. Dosen tidak hanya mengajar untuk menyampaikan pengetahuan, melainkan juga untuk mengembangkan keterampilan individu setiap mahasiswa. 3. Penilaian harus terukur dan bersifat reliable.

Penulis : Netta Meridianti Putri, Editor : Mukhodimin.

Membangun Fondasi Bersih: Langkah Fakultas Pertanian Universitas Tidar dalam Mewujudkan WBK/WBBM

Pada hari Kamis, tanggal 9 November 2023 di Gedung Kuliah Terpadu Kampus Sidotopo. Fakultas Pertanian Universitas Tidar melaksanakan kegiatan Pencanangan Zona Integritas di Lingkungan Fakultas Pertanian, menuju pencapaian Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM).

Acara ini diawali dengan Pembacaan Ikrar Deklarasi Janji Kinerja Pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM dan Penandatanganan Pakta Integritas oleh seluruh Dosen dan Tenaga Kependidikan di lingkungan Fakultas Pertanian Universitas Tidar, disaksikan oleh Rektor.

Inisiatif Pembangunan Zona Integritas ini terkait dengan partisipasi Faperta UNTIDAR dalam Reformasi Birokrasi yang diterapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Meskipun demikian, ditegaskan bahwa upaya pencanangan Zona Integritas bukan semata-mata formalitas, melainkan merupakan tekad Faperta UNTIDAR untuk terus meningkatkan kinerja, menjalankan pemerintahan yang bersih dan akuntabel, mewujudkan birokrasi yang efektif dan efisien, serta memberikan pelayanan publik yang bermutu.

Dalam upaya menjalankan pemerintahan yang transparan dan bertanggung jawab, Faperta UNTIDAR dan seluruh struktur organisasinya telah meningkatkan peran kepatuhan internal, meluncurkan sistem pengaduan masyarakat terhadap praktik korupsi, serta menginisiasi pembangunan Zona Integritas.

Dalam konteks birokrasi yang efektif dan efisien, Faperta UNTIDAR dan seluruh stafnya telah melakukan perbaikan pada layanan unggulan, memperkuat komunikasi untuk berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait, dan melaksanakan pemantauan dan evaluasi terhadap umpan balik dan masukan dari pihak terkait terhadap kegiatan yang dilaksanakan.

Untuk memberikan layanan publik yang berkualitas, Faperta dan semua jajarannya berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada pemangku kepentingan dengan mematuhi peraturan, sehingga mempercepat proses pelayanan. Faperta juga menggagas inovasi-inovasi untuk meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan, dengan terus mengembangkan layanan administrasi berbasis internet.

Penulis : Netta Meridianti Putri, Editor : Mukhodimin.

Mengupas Peran Kunci Sektor Pertanian dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah

Mahasiswa Fakultas Pertanian UNTIDAR, peserta Mata Kuliah Pembangunan dan Kebijakan Pertanian mengikuti kuliah praktisi dengan tema “Peran Sektor Pertanian dalam  Pembangunan Ekonomi di Jawa Tengah”. Narasumber dalam acara tersebut adalah Supriyanto, S.P., M.P selaku Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah. Kuliah praktisi berlangsung pada hari Rabu, 1 November 2023 di Gedung Kuliah Umum (GKU) dr. H.R. Suparsono Universitas Tidar.  Acara diawali dengan pembukaan oleh Dekan Fakultas Pertanian Universitas Tidar, Dr. Ir. Joko Sutrisno, M.P. Acara kuliah praktisi ini dihadiri oleh sekitar 97 mahasiswa, asisten mata kuliah dan praktikum, serta para dosen dan tamu undangan.

Supriyanto, S.P., M.P selaku Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah menyampaikan bahwa sektor pertanian di Jawa Tengah memiliki peran krusial dalam pertumbuhan ekonomi daerah, yang tercermin dalam kontribusinya terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan ukuran nilai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayah. Pada triwulan II 2023, ekonomi Jawa Tengah mencatat pertumbuhan sebesar 5,23% (yoy), mengalami peningkatan dibanding triwulan sebelumnya dan melampaui pertumbuhan ekonomi Jawa dan nasional. Meskipun share ekonominya (14,45%) berada di urutan keempat di Pulau Jawa setelah DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat, pertumbuhan yang positif tersebut menandakan kontribusi signifikan Jawa Tengah terhadap perekonomian regional dan nasional.

Sektor pertanian tidak hanya memberikan sumbangan materi dalam bentuk PDRB, tetapi juga memiliki dampak positif terhadap aspek sosial, terutama dalam menciptakan kesempatan kerja. Sebagai contoh, sekitar 23,74% dari total tenaga kerja di Jawa Tengah terlibat langsung atau tidak langsung dalam sektor pertanian. Oleh karena itu, sektor pertanian berperan sebagai penopang utama dalam menciptakan lapangan pekerjaan di provinsi Jawa Tengah.

Jawa Tengah memiliki kemampuan yang signifikan dalam menyediakan keragaman pangan, terutama dalam konteks neraca lahan dan kebutuhan beras. Meskipun lahan yang tersedia dimaksimalkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lokal, Jawa Tengah tetap berperan sebagai penyangga utama nasional, menunjukkan peran strategisnya dalam menjaga ketahanan pangan di tingkat nasional, sementara terus berupaya meningkatkan kontribusi dalam rangka mendukung keberlanjutan pangan di Indonesia.

Kemampuan Jawa Tengah dalam mendukung perkembangan industri hulu dan hilir, khususnya dalam produksi padi, terlihat dari kenaikan persentase kontribusinya terhadap produksi nasional. Pada tahun 2018, persentase kontribusi produksi padi Jawa Tengah terhadap produksi nasional mengalami peningkatan signifikan, naik dari 14,04% menjadi 17,74%. Kenaikan ini mencerminkan peran yang semakin besar dari sektor pertanian Jawa Tengah dalam menyuplai bahan baku bagi industri pengolahan pangan dan pakan ternak di tingkat nasional.

Potensi Jawa Tengah untuk menghasilkan produk pertanian yang dapat diekspor, seperti kopi, menunjukkan diversifikasi ekonomi provinsi ini. Kopi dari Jawa Tengah memiliki daya saing di pasar internasional, dan volume ekspornya dapat menjadi salah satu indikator keberhasilan dalam memasarkan produk pertanian secara global. Dengan memanfaatkan potensi ini, Jawa Tengah dapat tidak hanya memperluas pasar untuk produk pertaniannya tetapi juga meningkatkan pendapatan dari sektor pertanian, memberikan kontribusi positif pada perekonomian regional dan nasional.

Penulis : Netta Meridianti Putri, Editor : Mukhodimin.

Kunjungi BPPPMBTP Unit Wijilan Kulon Progo, Mahasiswa Agroteknologi UNTIDAR Belajar Produksi Benih Padi dan Tahapan Sertifikasi Benih

Mahasiswa Program Studi Agroteknologi  Fakultas Pertanian Universitas Tidar mengunjungi UPTD Balai Pengembangan Perbenihan dan Pengawasan Mutu Benih Tanaman Pertanian (BPPPMBTP) Yogyakarta, Unit Produksi Wijilan, Kulon Progo dalam rangka melaksanakan praktikum lapang mata kuliah Teknologi Produksi Benih dan Bibit. Kegiatan ini dilaksanakan pada Senin, 30 Oktober 2023 dengan tujuan menambah wawasan mahasiswa di lapangan secara langsung. Praktikum lapang ini dihadiri oleh dosen Agroteknologi yaitu Siti Nurul Iftitah, S.P., M.P. dan Ir. Yullia Eko Susilowati, M.P., laboran, asisten praktikum, asisten perkuliahan serta 143 Mahasiswa Agroteknologi Angkatan 2021. Selain itu, dihadiri pula Ir. Subintoro, M.Si selaku Kepala BPPPMBTP, Ir. Edi Santoso Asrori selaku Koordinator PBT dan Narasumber 1, serta Muhammad Arifin selaku Narasumber 2.

Dalam sambutan yang disampaikan oleh Kepala BPPPMBTP, Beliau mengingatkan agar para lulusan program agroteknologi untuk berperan sebagai petani milenial yang dapat berperan sebagai produsen benih bersertifikat di wilayah mereka masing-masing. Tujuan dari pesan ini adalah untuk mendukung keberlanjutan keamanan dan ketahanan pangan di Indonesia melalui penggunaan benih yang memiliki mutu unggul.

Materi pertama dalam praktikum lapang disampaikan oleh Ir. Edi Santoso Asrori selaku Koordinator PBT. Isi materi yang diberikan mencakup berbagai aspek, seperti prosedur pengelolaan lahan, teknik penyemaian benih, strategi produksi benih yang berkelanjutan melalui metode isolasi jarak dan isolasi waktu, pengawasan terhadap parameter-parameter selama proses produksi benih, serta penataan lot-lot benih di dalam fasilitas gudang penyimpanan. Disamping itu, peserta pelatihan juga diajak untuk menjalani kunjungan lapangan ke beragam lokasi, yang mencakup pameran peralatan produksi, eksplorasi area produksi tanaman, serta peninjauan fasilitas gudang penyimpanan, bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam terhadap aspek-aspek penting dalam produksi benih.

Muhammad Arifin, yang bertindak sebagai Narasumber 2, memaparkan materi yang berkaitan dengan proses sertifikasi benih, yang mencakup beberapa tahapan pengujian kritis, seperti penentuan kadar air, evaluasi daya tumbuh, serta pengukuran tingkat kemurnian benih. Kriteria standar yang harus dipenuhi adalah bahwa kadar air benih padi tidak boleh melebihi 13%, daya tumbuh minimal harus mencapai 80%, dan tingkat kemurnian benih minimal harus mencapai 99%. Hasil pengujian ini akan menentukan apakah benih tersebut dapat dinyatakan lulus atau tidak. Apabila memenuhi syarat, maka benih akan diberi label sesuai dengan jenis benih yang sedang disertifikasi. Lebih lanjut, proses sertifikasi juga mencakup inspeksi lapangan yang dilakukan oleh petugas lapangan dari BPPPMBTP, meliputi tahapan pemeriksaan awal, pemantauan fase vegetatif dan generatif, inspeksi menjelang panen, serta pengecekan alat dan fasilitas gudang penyimpanan.

Penulis : Netta Meridianti Putri, Editor : Mukhodimin.

Edukasi Keamanan Pangan pada Anak dalam rangka Memperingati Hari Pangan Dunia

Madrasah Ibtidaiyah (MI) Maarif menjadi mitra dalam kegiatan edukasi keamanan pangan yang dilaksanakan oleh Dosen dan Mahasiswa dari Prodi Teknologi Pangan Universitas Tidar, Sabtu (21/10/2023) di MI Maarif Gunungpring, Muntilan, Magelang.

“Masih banyak anak tingkat dasar belum paham mengenai ke-higenisan pada makanan atau jajanan yang mereka beli,” ujar Rahayu Wulan, S.Si., M.Si. selaku pemateri. Pemateri menyebut, anak-anak perlu paham akan makanan yang higenis, hal ini untuk meningkatkan keamanan pangan dan kesehatan pada anak khususnya di Magelang.

Pada saat kegiatan edukasi ini dimulai siswa Mi Maarif dari kelas 1-6 sangat kondusif dan senantiasa mendengarkan dengan seksama, bahkan ada salah satu siswa kelas 4 atas nama anindya bertanya kepada mahasiswa disana “Kak higenis itu apa?” ujarnya, hal ini menunjukan antusiasme dari siswa MI Maarif mengenai materi yang disampaikan  materi yang dibawakan pemateri adalah pemilahan mana makanan yang baik untuk kesehatan dan mana yang tidak, hal ini untuk mencapai keamanan pangan pada anak.

Rahayu Wulan, S.Si., M.Si. menjelaskan mitos makanan jatuh boleh diambil  sebelum 5 menit. “Adek-adek siapa disini yang pernah ambil makanan jatuh dan bilang belum 5 menit angkat tangan! Makanan yang sudah jatuh sebelum 5 sudah tidak boleh diambil yah, jangankan 5 menit 5 detik saja sudah tidak boleh,  kenapa begitu bu? Karena mikroorganisme atau bakteri itu bisa pindah dengan cepat tanpa menunggu 5 menit” ujarnya.

Pada materi disajikan sebuah data tahun 2019-2021 diare masuk dalam 10 besar penyakit terbanyak di Magelang sumber BPS, hal ini rata-rata karena adanya keracunan jajanan atau makanan, yang disebabkan kurang nya edukasi kesadaran akan pemilahan makanan. “Adik-adik juga harus memperhatikan kehigenisan dan kelayakan pada jajanan yang adik beli, dari kondisi fisik dan baunya,” jelas Rahayu Wulan, S.Si.,M.Si.

Tujuan adanya kegiatan ini untuk memberi tips dan kondisi pangan seperti apa yang sehat sekaligus aman, seperti tips memilih pangan, nilai aman pangan, penyakit apa saja yang disebabkan pangan yang tidak aman. “Tujuan kegiatan ini supaya adik-adik bisa tahu mana jajanan yang aman  dan makanan apa yang tidak boleh dimakan,” tegas Rahayu Wulan, S.Si., M.Si.

Pada sesi akhir perwakilan mahasiswa melakukan wawancara dengan salah satu guru dan siswa MI Maarif tentang apa yang mereka dapat dan harapan kedepannya. “Acaranya bagus, karena ada pengetahuan kesehatan buat anak-anak, yang awalnya anak-anak kalau jajan tidak tahu mana yang sehat dan tidak, dari kegiatan ini bisa membantu anak-anak mendapatkan pengetahuan jajanan yang sehat dan harapan untuk anak-anak setelah mendapatkan materi dari untidar anak-anak bisa memilih jajanan yang sehat dan baik untuk kesehatan mereka,” jelas Sarita Anggraeni, S.Pd perwakilan guru. Kegiatan edukasi sangat penting untuk keberlangsungan dalam kehidupan, salah satunya mengenai kesehatan khususnya keamanan pangan, Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk di konsumsi (UU No.18 Tahun 2012). Sehingga edukasi yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa sebuah usaha untuk menggerakkan dan memberitahukan mengenai paham keamanan pangan. “Kami melakukan edukasi di MI Maarif sebagai langkah kecil untuk mewujudkan kesehatan masyarakat yang baik, dan sekaligus menyalurkan ilmu yang sudah kita dapat pada saat pembelajaran,” tegas Riko perwakilan mahasiswa.

Penulis : Netta Meridianti Putri, Editor : Mukhodimin.

Inisiasi Kerjasama Prodi Akuakultur Faperta Untidar Dengan Loka PSPL – KKP

Program Studi Akuakultur Fakultas Pertanian Universitas Tidar mengadakan pertemuan untuk melanjutkan proses koordinasi kerjasama dengan Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Dan Laut (LPSPL) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Pertemuan ini berlangsung pada tanggal 20 Oktober 2023, di Ruang Rapat Faperta UNTIDAR. Sebelumnya, pada tanggal 3 Oktober 2023, telah dilakukan pertemuan secara daring yang membahas berbagai peluang kerjasama antara Program Studi Akuakultur UNTIDAR dan LPSPL Serang – KKP. Rapat inisiasi kerjasama ini dihadiri oleh Dekan Faperta UNTIDAR, Kepala LPSPL Serang – KKP, Kajur Peternakan dan Perikanan, Dosen Program Studi Akuakultur, Tenaga Kependidikan Faperta, dan Tim dari LPSPL Serang serta LPSPL Wilayah Kerja Semarang.

Dekan Faperta UNTIDAR mengungkapkan dalam sambutannya bahwa institusi pendidikan, seperti Faperta UNTIDAR, memiliki tanggung jawab dan kepentingan yang besar dalam menjalin kerjasama dengan berbagai pihak. Salah satunya adalah kerjasama dengan LPSPL Serang – KKP. Kerjasama ini dipandang sebagai langkah penting untuk menjalankan berbagai upaya yang berkaitan dengan pemanfaatan, perlindungan, dan pelestarian sumber daya ikan endemik yang berada dalam ancaman kepunahan dan dilindungi oleh regulasi yang berlaku. Kepala LPSPL Serang KKP juga menyoroti peran  komunitas akademisi yang sangat krusial dalam konteks usaha penetapan status ikan endemik. Fungsi naskah akademik sangat signifikan sebagai sebuah referensi yang tersedia dan relevan dalam proses penentuan status ikan tersebut.

Pada kegiatan ini dilaksanakan sesi diskusi dan disepakati bahwa ruang lingkup kerja sama meliputi:

  • Penguatan Kapasitas Sumber daya Manusia melalui kegitan kuliah tamu/praktisi, dan magang MBKM/ Praktik Kerja Lapang.
  • Penelitian bersama mengenai pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut melalui pengumpulan data dan informasi bersama mengenai wilayah konservasi.
  • Publikasi dan desiminasi informasi melalui kegiatan publikasi dan atau desiminasi bersama tentang konservasi dan pengelolaan kawasan konservasi perairan.
  • Perlindungan dan pengelolaan jenis biota perairan yang dilindungi dan atau terancam punah melalui kegiatan sosialisasi, bimbingan teknis penanganan biota, dan desiminasi hasil pemantauan/ pendataan.
  • Pemberdayaan/Pengabdian Kepada Masyarakat melalui kegiatan penyampaian informasi tentang Pemanfaatan, Perlindungan, dan Pelestarian Sumber Daya Ikan Endemik kepada masyarakat.

Tindak lanjut dari kegiatan ini akan melibatkan proses penandatanganan dokumen Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Program Studi Akuakultur UNTIDAR dan LPSPL – KKP. Proses penandatanganan PKS adalah langkah resmi yang akan mengikat kedua pihak untuk bekerja sama dalam berbagai kegiatan yang telah dibahas dalam pertemuan inisiasi kerjasama.

Penulis : Netta Meridianti Putri, Editor : Mukhodimin.

Launching dan Kuliah Umum Program Studi Gizi dengan Tema “Pemahaman Agrokompleks Lokal: Solusi Terintegrasi untuk Ketahanan Pangan dan Gizi yang Berkelanjutan”

Program Studi Gizi Universitas Tidar (UNTIDAR) melaksanakan launching sebagai salah satu Program Studi baru di UNTIDAR. Acara ini dihadirkan dalam bentuk Kuliah Umum yang berjudul “Pemahaman Agrokompleks Lokal: Solusi Terintegrasi untuk Ketahanan Pangan dan Gizi yang Berkelanjutan.” Narasumber utama dalam acara tersebut adalah Walikota Magelang, dr. H. Muchamad Nur Aziz,Sp.PD,K-GH,FINASIM, Prof. Dr. Ir. Drajat Martianto, M.Si, yang merupakan Wakil Rektor IPB bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan periode 2018-2023 dan juga Guru Besar dalam Bidang Gizi Masyarakat IPB. Selain itu, Farida, S.Gz, M.P.H yang menjabat sebagai Koordinator Program Studi Gizi UNTIDAR, juga turut berperan sebagai pembicara dalam acara tersebut.

Kuliah umum berlangsung pada hari Rabu, 18 Oktober 2023 di Gedung Kuliah Umum (GKU) dr. H.R. Suparsono Universitas Tidar. Acara diawali dengan sambutan oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Pertanian Universitas Tidar, Dr. Lilis Hartati, S.Pt., M.P. dan dibuka oleh  Kepala Biro Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerja Sama Universitas Tidar, Drs. Giri Atmoko, M.Si., serta dimoderatori oleh Mira Dian Naufalina, S.Gz., M.Gizi. Acara kuliah umum ini dihadiri oleh sekitar 94 mahasiswa baru Program Studi Gizi, 84 mahasiswa baru Program Studi Teknologi Pangan, serta para dosen dan tamu undangan.

Materi awal dalam Kuliah Umum disampaikan oleh Walikota Magelang, dr. H. Muchamad Nur Aziz,Sp.PD,K-GH,FINASIM. Dalam presentasinya, beliau memberikan tanggapan yang positif terhadap pendirian Program Studi Gizi di Fakultas Pertanian, Universitas Tidar. Mengenali kompleksitas masalah gizi yang dihadapi, pemerintah Kota Magelang sadar akan kebutuhan kerja sama yang diperlukan dan menyadari bahwa usaha-usaha yang mandiri tidak akan cukup dalam menangani permasalahan ini dengan efektif. Oleh sebab itu, mereka berkomitmen untuk menjalin kerja sama dengan semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan melibatkan masyarakat lokal di Kota Magelang. Selain itu, Pemkot Magelang mengakui bahwa dengan menerima masukan dan rekomendasi yang disampaikan oleh akademisi dari Program Studi Gizi Universitas Tidar, dapat memberikan kontribusi yang sangat berharga dalam upaya mengatasi masalah gizi. Dr. Aziz telah mengambil langkah awal dengan mengusulkan pertemuan segera antara Dinas Kesehatan Kota Magelang dan Program Studi Gizi UNTIDAR, sebagai tindakan permulaan dalam upaya bersama untuk mengatasi permasalahan gizi yang ada di Kota Magelang.

Prof. Dr. Ir. Drajat Martianto. M.Si., Guru Besar Bidang Gizi Masyarakat IPB, juga memberikan kuliah umum secara online dengan tema “Pemahaman Agrokompleks Lokal: Solusi Terintegrasi Untuk Ketahanan Pangan dan Gizi yang Berkelanjutan.” Konsep agrokompleks lokal, yang merujuk pada pemanfaatan sumber daya pertanian di daerah setempat, dijelaskan sebagai upaya meningkatkan ketersediaan pangan, kesehatan, dan gizi masyarakat, serta pendapatan petani. Penerapan agrokompleks lokal juga mendorong kerjasama antara petani dan industri pangan serta melibatkan partisipasi masyarakat. Dalam skala lebih kecil, masyarakat dapat menerapkan agrokompleks dengan memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam sayuran dan bumbu dapur yang sering digunakan. Sisa dedaunan atau makanan yang tidak terpakai dapat dijadikan kompos. Pendekatan ini berpotensi untuk meningkatkan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga dan mengurangi biaya konsumsi sebesar Rp. 2.000,- hingga Rp. 4.000,- per hari, yang setara dengan penghematan bulanan sebesar Rp. 60.000,- hingga Rp. 120.000,-.

Farida, S.Gz., M.P.H. sebagai Koordinator Prodi Gizi UNTIDAR, juga memberikan informasi kepada peserta kuliah umum, yang sebagian besar adalah mahasiswa baru Program Studi Gizi, bahwa mereka tidak perlu merasa cemas mengenai peluang pekerjaan setelah menyelesaikan studi. Di Indonesia masih terdapat kekurangan tenaga ahli gizi yang signifikan, dan harapannya adalah bahwa setelah lulus, mahasiswa tidak hanya dapat mengejar karir di bidang gizi, melainkan juga memiliki potensi untuk menjadi pengusaha di sektor gizi.

Penulis : Netta Meridianti Putri, Editor : Mukhodimin.

DISKUSI DENGAN DIREKTUR PASKOMNAS, “DOSEN DAN MAHASISWA PERLU BELAJAR KE PASAR INDUK”

Fakultas Pertanian Universitas Tidar mengundang Ir. Soekam Parwadi, Direktur Paskomnas (Pasar Komoditi Nasional) untuk diskusi dengan tema “Peluang Pengembangan Bisnis Pertanian: Mencetak Petani Sarjana”, pada hari Kamis, 12 Oktober 2023.

Kegiatan yang berlangsung di ruang rapat trapesium kampus sidotopo ini dihadiri oleh jajaran pimpinan fakultas mulai dari dekan, wakil dekan, kajur, koorprodi dan ketua gugus yang ada di lingkungan Fakultas Pertanian Universitas Tidar.

Acara dibuka dengan sambutan Dekan Faperta, Ir. Joko Sutrisno, M.P. yang memperkenalkan profil faperta Untidar. Kemudian dilanjutkan Narasumber Ir. Soekam Parwadi yang mengawali juga dengan apa itu paskomnas, visi misi dan tujuan dibentuknya paskomnas.

Paskomnas adalah grup perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan jaringan Pasar Induk. Dengan jaringan pasar induknya, Paskomnas menghadirkan layanan penjualan dan distribusi sayuran dan buah berkualitas secara offline dan online, yang membawa manfaat besar bagi para petani Indonesia dan pelaku usaha kuliner Indonesia.

Pasar induk Paskomnas berdiri sejak tahun 2000, dan pada tahun 2009 berbadan hukum Perseroan Terbatas PT. Pasar Komoditas Nasional (PT. PASKOMNAS)  Indonesia. Sampai saat ini Paskomnas memiliki pasar induk di Pasar Induk Jakabaring Palembang, Pasar Induk Tanah Tinggi Tangerang, Pasar Induk Osowilangun Surabaya, dan Pasar Induk Sidotopo Surabaya. Dalam visinya Paskomnas akan mengembangkan jaringan pasar induknya ke kota-kota besar di Indonesia.

Ir. Soekam Parwadi, bertanya “apakah ada yang pernah ke pasar induk?” menurutnya bahwa Dosen dan Mahasiswa perlu belajar ke pasar induk, untuk mengetahui bagaimana harga terbentuk karena sebagai pasar induk, Paskomnas menduduki channel pertama dari saluran distribusi produk sayur dan buah, sekaligus memastikan perolehan harga yang paling kompetitif. Paskomnas Indonesia merupakan pusat pembentuk harga, sumber informasi pasar, melayani pemasok, melayani pasar eceran.

Pada diskusi kali ini, dipaparkan pula terkait peta jalan mahasiswa dalam klaster pertanian terutama untuk prodi Agribisnis  selama 5 tahun kuliah yang sistematis. Pada tahun pertama, adalah masa orientasi, meraba teman dan membangun grup (pre-grouping/klaster). Pada tahun kedua adalah grouping/klaster, mahasiswa diharapkan paham pasar, proses produksi, pasca panen, dan agroindustry (plan bisnis klaster). Pada tahun ketiga adalah produk masuk pasar, dengan branded, kontinyu dan berdaya saing (pemain utama dipasar). Tahun keempat adalah luaskan bisnis, dengan inovasi, speed dan leader (juara dipasar). Tahun kelima adalah bisnis, dengan akses kredit, dirikan pabrik dan kuasi pasar dengan target pendapatan Rp. 25 juta/bulan. Setelah itu baru kemudian lulus dan menikah. Hal ini sesuai dengan tujuan usaha pertanian yaitu kesejahteraan keluarga petani modern. Dengan kebutuhan untuk hidup wajar saat ini adalah 24 juta per bulan.

Untuk pengembangan usaha pertanian, arahan Presiden 2019-2024 adalah korporasikan petani dan nelayan. Dengan standar pelaksanaannya adalah UU No. 22 Tahun 2019 tentang sistem budidaya pertanian berkelanjutan, bahwa korporasikan petani dengan lembaga bisnis formal, integrasi jaringan internal dan eksternal, computerized, internet of thinks, big data dan transmisi data, otomatis, digital system, dan komersial (berorientasi pasar).

Proses pengembangan usaha dimulai dari pasar, termasuk pasar domestik dan ekspor, dengan kurasi produk penekanan pada kualitas produk yang bermutu, kemasan yang menarik, branding, sertifikat P-IRT, sertifikat halal, serta ketekunan dan daya saing produk.

Arahan dari Presiden bahwa petani diharapkan perlu keluar dari aktivitas on farm menjadi off farm, diharapkan membangun tata hubungan terintegrasi hulu ke hilir inclusive closed loop yang terbukti meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani. Membentuk kawasan atau klaster komoditi dengan manajernya adalah Petani Sarjana.

Beberapa komoditi pangan nasional adalah bawang merah, cabai, alpukat, melon dan semangaka. Ada lebih dari 100 item komoditi di pasar. “Untidar mempunyai lahan pertanian seperti di mertoyudan yang dekat dengan rumah saya, itu harus dimanfaatkan dan tanaman yang cocok di daerah Magelang adalah tanaman holtikultura seperti cabai, ini juga untuk mendukung komoditi pangan Nasional.” kata Ir. Soekam Parwadi.

Penulis : Netta Meridianti Putri, Editor : Mukhodimin.