MAHASISWA FAKULTAS PERTANIAN GUNAKAN URINE KELINCI DALAM PENELITIAN BUDIDAYA SECARA HIDROPONIK

Magelang – Kesadaran masyarakat mengkomsumsi sayuran semakin hari semakin meningkat. Saat ini masyarakat lebih sadar untuk hidup sehat, sehingga kebutuhan bahan makanan seperti sayuran dan bahan makanan lain dicari yang sehat tanpa bahan kimia. Sayuran organik tanpa bahan kimia sekarang menjadi primadona dikalangan masyarakat Indonesia. Kebutuhan sayuran organik terus meningkat seiring dengan permintaan masyarakat yang tinggi. Sementara itu, alih fungsi lahan pertanian menjadi industri, perumahan serta gedung-gedung membuat lahan produksi pertanian semakin sempit sehingga produksi bahan makanan serta sayuran semakin menurun. Penurunan produksi pertanian tentunya membuat prihatin kita semua.

Untuk itu, Salah satu mahasiswa Fakultas Pertanian terdorong untuk melakukan penelitian tentang budidaya pada lahan yang sempit dengan menggunakan sistem budidaya tanaman secara Hidroponik. Mahasiswa tersebut adalah Hatta Agung Pambudi mahasiswa semester 8 Fakultas Pertanian. Mahasiswa angkatan 2014 ini berinisiatif melakukan penelitian dengan membuat nutrisi hidroponik secara organik yaitu dengan menggunakan urine kelinci. Berbagai konsentrasi urine kelinci diterapkan untuk dapat menghasilkan sayuran hidroponik terbaik. Penelian ini diterapkan dengan menggunakan metode rancangan acak lengkap dengan faktor perlakuan tunggal dan diulang tiga kali, setiap ulangan terdapat empat rumpun, dan setiap rumpun terdiri dari empat tanaman kangkung darat. Dalam penelitiannya, Hata sangat antusias dan sangat semangat untuk melihat tanaman-tanamannya dapat tumbuh sehat dan subur. Dalam penetian ini juga digunakan alat-alat yang tergolong mudah untuk didapatkan, alat tersebut diantaranya botol bekas air mineral 1500 ml, kain flanel, penggaris, kertas label, pisau, gunting serta timbangan. Penetitian ini dilaksanakan di Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang dengan ketinggian tempat 660 m dpl.

 

Gambar : Sayuran Kangkung dalam Budidaya Hidroponik Umur 10 Hari

Hata Agung Pambudi mengatakan bahwa penelitian ini bertujuan untuk dapat memproduksi sayuran pada lahan minimalis. Saat ini, banyak masyarakat perkotaan yang tidak mempunyai lahan yang luas sehingga perlu terobosan baru budidaya yang hemat lahan serta dengan peralatan yang mudah didapatkan sehingga budidaya sayuran tetap dapat dilakukan. Kedepan diharapkan penelitian ini dapat terus disempurnakan sehingga benar-bener ditemukan formula dan konsentrasi  urine kelinci yang tepat untuk pertumbuhan sayuran organik secara hidroponik. (Ahm)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *